Serpihan Surga Yang Tiada Duanya, Pulau Pannikiang



Serpihan Surga Yang Tiada Duanya, Pulau Pannikiang
The image is Pixabay property

Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hutan bakau atau yang lebih dikenal sebagai hutan mangrove terbesar didunia. Tercatat di tahun 2015 luas hutan mangrove di Indonesia adalah kurang lebih 3 Juta Hektare tumbuh di sepanjang 95.000 kilometer pesisir Indonesia atau mewakili 23% dari seluruh ekosistem hutan mangrove dunia. 


Hutan mangrove merupakan tumbuhan yang hidup di kawasan pesisir pantai atau rawa-rawa yang berair payau yang terletak di garis pantai dan pertumbuhannya dipengaruhi oleh pasang-surut air laut dalam waktu tertentu. Tidak salah jika hutan mangrove merupakan tumbuhan unik yang dapat hidup di dua ekosistem yang berbeda.

Siang ini mentari menyapa kami dengan teriknya yang seakan ingin menemani perjalanan kami dari Makassar menuju ke Barru. Bersama rombongan kawan dari Blue Forest, saya dan teman-teman diajak untuk mengunjungi sebuah pulau yang menjadi pusat hutan mangrove terbesar di Sulawesi Selatan. Pulau Pannikiang namanya, terletak di Dusun Pannikiang, Desa Madello, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru.

Untuk menuju Pulau Pannikiang, kami diarahkan untuk menuju ke sebuah pantai tempat dimana biasanya terdapat perahu yang khusus untuk mengantarkan wisatawan. Di Pantai Ujung Batu inilah perjalanan kami dimulai. Hamparan samudra yang luas, lautan yang membiru, dan deru ombak seakan membingkai perjalanan ini makin menyenangkan.

Cukup 40 menit akhirnya kami tiba juga di Pulau Pannikiang, sambutan hangat warga di dermaga memberikan kami kesan bahwa penduduk di pulau ini adalah orang yang ramah dan baik. Sebelum kami menjelajahi tentang apa saja di pulau ini, terlebih dahulu teman-teman Blue Forest membagi kami dalam 4 grup berbeda dan memberitahukan tentang kegiatan yang akan dilakukan tiap-tiap kelompok.

1. Pulau Pannikiang adalah habitatnya kalelawar, sehingga tidak salah pulau ini dijuluki Pulau Sejuta Kalelawar

Sebelum mengeksplor pulau ini, ada baiknya kita tahu dulu sejarah bagaimana pulau ini terbentuk dan kenapa bisa dinamakan Pannikiang. Menurut Pak Abu Nawar yang merupakan kepala dusun di pulau ini mengatakan bahwa, dulu menurut cerita-cerita awalnya pulau ini merupakan daerah gusung atau gundukan pasir putih, seiring berjalannya waktu pasir-pasir itu terus bertambah hingga terbentuklah pulau Pannikiang dan akhirnya ditumbuhi oleh tanaman mangrove.

Hal itu memang benar adanya karena sepanjang pantai terdapat pasir putih. Sepanjang pantai dan juga didekat rumah warga terdapat pasir putih yang halus yang indah. Kemudian lanjut Pak Abu Nawar lagi, kenapa pulau ini dinamakan Pannikiang adalah karena pulau ini tempat hidupnya kalelawar, para kalelawar ini tinggal dan menetap di hutan mangrove. Dalam bahasa bugis, kalelawar dapat diartikan sebagai Panniki.

2. Apabila Pulau Pannikiang dipecah dalam sebuah angka, maka akan seperti ini hasilnya

Pulau Pannikiang merupakan sebuah pulau yang berada di Kecamatan Barru, terhitung bahwa pulai ini memiliki luas kurang lebih 100 Hektare dengan jumlah kepala keluarga yaitu 70 KK atau sekitar 185 jiwa yang menempati Pulau Pannikiang di tahun 2016. Dan wilayah administrasinya terbagi atas 2 RT yang berada di utara dan selatan pulau.

Jarak antara Pulau Pannikiang dengan dermaga Pantai Ujung Batu di Kabupaten Barru adalah kurang lebih 10 Km dengan jarak tempuh waktu sekitar 30-45 menit. Dan untuk di Pulau Pannikiang terdapat 4 dermaga lainnya yang bisa disinggahi untuk memulai penjelajahan, 2 di utara pulau dan 2 di selatan pulau. Jadi buat yang mau traveling disini, silahkan pilih titik mana yang akan di jelajahi terlebih dahulu.

3. Saatnya menjelajahi hutan mangrove dimulai dari jembatan kayu yang sudah lama berdiri kokoh

Sebelum memasuki kawasan hutan mangrove yang hijau dan menyejukkan. kita akan disambut oleh sebuah jembatan kayu coklat yang berdiri kokoh yang disebelah di lintasi sungai kecil. Menurut Pak Abu Nawar panjang jembatan ini kurang lebih 2 Kilometer, jembatan ini didirikan oleh pemerintah setempat yang ingin menjadikan Pulau Pannikiang ini sebagai destinasi wisata unggulan di Kabupaten Barru.

4. Menikmati teduhnya hutan mangrove dan belajar tentang keanekaragaman hayati yang ada di Pulau Pannikiang

Udara yang sejuk dan desiran ombak laut akan kita rasakan ketika menyeberangi jembatan kayu ini, sepanjang perjalanan kita akan dibuat kagum dengan pohon-pohon mangrove yang tinggi dengan akar-akar yang besar. Teduhnya pohon mangrove ini membuat kita rasanya ingin berlama-lama menyusuri tiap jengkal hutan ini.

Tidak hanya itu, ternyata hutan mangrove ini menyimpan berbagai macam keanekaragaman hayati. Hutan mangrove ini terdiri 29 jenis mangrove yaitu 12 mangrove asosiasi dan 17 mangrove sejati dan salah satunya adalah  jenis Corpius Decandra yang hanya tumbuh di Indonesia khususnya di Pulau Pannikiang. Selain itu terdapat 200 lebih makhluk hidup di darat maupun air. Dan diantaranya terdapat hewan endemik yaitu kalelawar dan kepiting.

5. Tak puas hanya berkeliling saja, jangan lewatkan pemandangan luasnya hutan mangrove dari menara tinggi 

Untuk menjelajahi seluruh isi hutan mangrove di Pulau Pannikiang tak cukup jika hanya sekali perjalanan saja. Kalau ingin tahu seberapa luas hutan ini cobalah menaiki menara yang berada di tengah hutan dan kamu akan melihat hamparan hutan mangrove yang hampir menutupi 91% lahan atau memiliki luas area 86 hektar dari Pulau Pannikiang.

6. Jika anda lelah menelusuri hutan mangrove, istirahat dulu sejenak di gazebo sambil membaca buku

Hutan mangrove ini memang luas sekali, bagi anda yang punya stamina lebih bolehlah menelusuri area ini. Tapi bagi anda yang mudah lelah dan mau beristirahat sejenak. Tidak ada salahnya anda beristirahat di gazebo sambil membaca berbagai macam buku atau saling berbagi informasi tentang hutan mangrove bersama warga sekitar.

7. Dan sebagai manusia kita tentunya wajib menjaga alam agar tidak rusak, kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi

Perlu kita tahu bersama bahwa hutan mangrove merupakan tumbuhan yang berperan penting menjaga perubahan iklim didunia. Artinya ketika mangrove-mangrove ini rusak maka akan mempengaruhi iklim dunia secara global. Selain itu mangrove juga berperan penting sebagai tameng bagi daratan dari abrasi air laut dan selain itu merupakan habitat bagi biota laut dan darat.

Jadi apakah anda mau menjaga mangrove ini bersama-sama? tidak ada kata rugi ketika kita menjaga dan melestarikan alam. Karena sejatinya alam juga membutuhkan kita untuk membantunya berkembang dan kita tentunya membutuhkan alam sebagai tempat hidup kita. Dan inilah dari istilah simbiosis mutualisme. Jadi mari sama-sama menjaga bumi kita, lingkungan disekitar kita dan tentunya hutan mangrove di pantai kita.

Tips dan Info Sebelum Pergi Ke Pulau Pannikiang

Buat anda yang tertarik untuk datang ke Pulau Pannikiang, saya ingin berbagi sedikit tips dan informasi yang mudah-mudahan bermanfaat untuk perjalanan traveling anda.

1. Keberangkatan 

Jika anda memulai perjalan dari Makassar, anda bisa menempuh perjalanan ke Barru dengan waktu kira-kira 2-3 jam. Setelah sampai di Kabupaten Barru, anda bisa langsung menuju Pantai Ujung Batu yang berada di jalan Jenderal Sudirman melewati Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Barru.

2. Penyeberangan

Untuk menuju Pulau Pannikiang, anda bisa menggunakan jasa transportasi laut berupa perahu nelayan di Pantai Ujung Batu. Untuk biaya penyeberangan per kepala sebesar Rp. 30.000 dan untuk kelompok sebanyak 40 orang sebesar Rp. 150.000 sekali perjalanan. Harga bisa dinegosiasikan tergantung kesepakatan antar penumpang dan penyedia jasa penyeberangan. Lama waktu penyeberangan ke Pulau Pannikiang adalah 30-40 menit.

3. Penjelajahan

Di Pulau Pannikiang terdapat 4 titik dermaga yang bisa didatangi. Sekedar saran dari saya, ada baiknya anda mengambil titik berlabuh di ujung utara Pulau Pannikiang. Setelah sampai anda bisa langsung menjelajahi hutan mangrove yang tepat berada disisi kiri dermaga, tapi sebelum itu anda harus mengisi buku tamu dirumah pak dusun setempat.

4. Tata Tertib 

Demi menjaga kelestarian hutan mangrove sebaiknya kita harus menyadarkan diri sendiri bahwa hal pertama yang harus patuhi adalah tidak boleh membuang sampah sembarangan dan kedua tidak boleh merusak hutan mangrove. Disini kita bebas memotret semua yang ada baik hutan mangrove beserta ekosistem didalamnya.

5. Tips Menginap dan Kuliner

Bagi anda yang berencana datang kesini, sebaiknya perlu diingat bahwa di Pulau Pannikiang tidak ada tempat penginapan bagi wisatawan yang datang karena di pulau ini kebanyakan adalah rumah warga setempat. Dan untuk makanan ada baiknya anda menyiapkan sendiri bekal perjalanan karena dipulau ini tidak ada warung makan. Dan yang paling penting jangan lupa membawa kantong plastik untuk menyimpan sampah makanan. Ingat bersih itu indah.

Itulah sedikit tips dan info dari saya, dan sebagai penutup, ketika sudah berkunjung di Pulau Pannikiang marilah kita bersama-sama mengajak kerabat ataupun keluarga kita untuk bersama-sama menjaga hutan mangrove dan menjadikan Pulau Pannikiang sebagai destinasi ekowisata bagi wisatawan.


Lihat artikel menarik lainnya dalam http://www.bimoaji.com


No comments:

Post a Comment