Peralihan Dari Dunia Sekolah Ke Dunia Kerja



Peralihan Dari Dunia Sekolah Ke Dunia Kerja
The image is Pixabay property

Akan ada saatnya bagi tiap orang untuk mengalami masa-masa peralihan. Misalnya saja masa peralihan dari bayi menjadi anak-anak, dari anak-anak menjadi remaja, remaja menjadi dewasa, dan seterusnya. Bisa pula masa peralihan itu berupa masa peralihan dari murid menjadi seorang pekerja. Setelah sekian tahun lamanya duduk di bangku menjadi murid, kini tibalah saatnya untuk meninggalkan bangku sekolah. Sekarang sedang masa peralihan dari seorang siswa menjadi seorang pekerja. Dalam kasus saya yaitu menjadi seorang guru.

Masa-masa ini terasa agak aneh dan sulit. Ada begitu banyak hal yang amat sangat berbeda dari yang selama ini dialami selama menjadi murid. Misalnya saja selama menjadi murid pekerjaan kita hanya duduk, mendengarkan, mengerjakan tugas, presentasi, ujian, lalu selesai, pulang. 

Sekarang yang harus saya hadapi adalah menyiapkan materi untuk mengajar, berdiri di depan kelas menghadap murid, mengajar, lalu setelah selesai harus mengurusi pekerjaan murid. Rasanya seperti anak ayam baru bisa berkokok sudah harus ngajari anak ayam lain untuk berkokok. Ini sebuah suatu perubahan yang benar-benar sungguh berbeda dan mengagetkan.

Sering saya bingung sendiri menghadapi perbedaan suasana, lingkungan, dan rutinitas di masa peralihan ini. Biasanya berangkat ke kampus tiap hari, sekarang harus berangkat ke tempat kerja setiap hari juga. Biasanya bertemu temen-temen, sekarang bertemu sesama guru dan murid-murid. Jika di kampus biasanya ketawa-ketawa, sekarang tidak bisa seperti itu. 

Harus menjaga image guru yang baik dan bersahabat di depan guru lain apalagi murid. Dulu mengerjakan tugas sesalah apapun tidak begitu peduli, sekarang salah sedikit dalam mengajari murid bisa fatal akibatnya. Setiap saat membuat Lesson Plan yang jujur dan sangat ribet.

Karena semua itu, saya sering merasa tidak siap dengan semua perubahan yang saya alami. Saking tidak siapnya saya pernah dateng ke tempat kerja dengan wajah capek dan males. Kadang stres sendiri karena dengan banyaknya tekanan. Dalam hati ingin jalan-jalan dan hang out, tapi apa daya hasrat semacam itu harus ditahan demi pekerjaan.  Saya benar-benar terlalu terbiasa dengan rutinitas sebagai murid sampai-sampai saya merasa belum siap menjadi guru.

Namun jika hal ini terus menerus saya alami tentulah menjadi masalah untuk ke depannya. Jika saya tidak beradaptasi dengan rutinitas dan lingkungan baru dan masih terpengaruh masa-masa menjadi mahasiswa, saya yakin saya akan kesulitan dan tidak akan serius menjalani pekerjaan. Perspektif sebagai mahasiswa harus saya singkirkan ketika saya menapaki jalan sebagai guru. Dan disinilah masalahnya, bagaimana cara melakukannya? Bagaimana cara menghadapi masa peralihan ini?

Sebenarnya ada caranya. Tetapi ini cara yang saya lakukan sendiri. Saya sudah berusaha melakukannya. Dan saya merasa jauh lebih baik dan menerima jalan hidupku yang baru sebagai seorang guru.

Pertama yaitu sadar diri. Sekarang saya sudah bukan mahasiswa. Saya sudah bekerja. Pekerjaan ini sedari awal adalah pilihan saya jadi saya harus bertanggung jawab dan menerimanya dengan baik. Pihak lembaga sudah percaya kepada saya dan saya tidak boleh menyia-nyiakannya demi alasan apapun. 

Saya menekankan pandangan ini dalam kepala dan hati, setiap hari saya berdoa agar saya bisa ikhlas. Setiap saat saya berpikir bahwa saya harus mandiri selepas lulus dari bangku kuliin. Saya tidak bisa terus menerus bergantung pada Orang tua. Inilah saatnya untuk berbakti dengan cara menekuni pekerjaan yang disetujui dengan baik oleh kedua orang tua. Dengan pikiran-pikiran positif semacam itu sedikit demi sedikit saya bisa ikhlas dan yakin inilah yang harus saya lakukan.

Kedua yaitu nikmati aja. Enjoy it! Jangan dibawa stres. Saya berusaha untuk lebih menikmati rutinitas sebagai guru. Sedikit demi sedikit saya menyingkirkan kesenangan-kesenangan sebagai mahasiswa yang masih sering terbayang. Berinteraksi dengan murid, tertawa dengan mereka, mendapati hal-hal baru selama mengajar, kini menjadi keseharian saya. Dan saya menikmati setiap waktu itu. 

Sulit memang menghapus kesenangan bersama teman semasa kuliah. Tetapi dengan menikmati kebersamaan bersama murid dan guru-guru lain, saya jadi menemukan sesuatu yang menyenangkan. Sedikit demi sedikit saya betah di zona ini. Zona bekerja juga bisa semenyenangkan zona mahasiswa jika kita menikmatinya. Jika kita sudah menikmati apa yang kita lakukan, kita akan merasa nyaman.

Yang terakhir yakni selalu berpikir positif. Pikiran positif tentulah banyak manfaatnya. Dan berpikiran positif saat mengalami masa peralihan sangatlah dibutuhkan. Ketika baru saja menapaki dunia kerja dengan segala tantangan dan persoalannya, kadang timbul rasa takut, malas, dan stres. Hapus pemikiran lebih menyenangkan menjadi mahasiswa. Itu termasuk pikiran negatif. 

Pikirkanlah sesuatu yang positif saat kita lagi stuck di zona kerja. Anggap saja persoalan di dunia kerja itu sebagai tantangan baru yang harus ditaklukkan. Anggap saja persoalan itu sebagai jalan terjal sebelum menuju kesuksesan. Anggap bos yang lagi marah, hanya emosi sesaat. Ingat saja gaji dan tunjangan yang kita dapatkan dari pekerjaan. Segala hal di dunia kerja memang sering tidak semulus yang kita bayangkan. Tetapi, jika kita bisa menghadapinya dengan pikiran positif, kita bisa menghadapinya dengan baik.

Mengalami masa-masa peralihan dari zona nyaman sebagai murid ke zona tantangan sebagai pekerja memang merepotkan dan sulit. Tetapi bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Karena itu bagi anda yang mengalami hal seperti ini, yakinkan diri anda bawa anda mampu. Sadari apa yang harus anda lakukan. 

Nikmati apa yang anda pilih dan hadapi apapun yang terjadi. Jangan menyerah dan berhenti di sini. Pikirkanlah segalanya yang positif di kala stres di dunia kerja. Ingatlah, dunia kerja itu lebih baik dari hanya menjadi mahasiswa. Banyak hal baru dan menyenangkan akan anda dapatkan bila anda menikmatinya.


Lihat artikel menarik lainnya dalam http://zaturaniasunflower.blogspot.co.id



No comments:

Post a Comment