Cara Mengolah Sampah Rumah Tangga



Cara Mengolah Sampah Rumah Tangga
The image is Pixabay property

Masalah sampah memang masih menjadi masalah yang belum terpecahkan di negara ini, itu dikerenakan pengolahan sampah yang belum merata di sejumlah daerah di Indonesia, Surabaya mendapat predikat terbaik dari seluruh kota besar di Indonesia dalam hal pengolahan sampahnya. Bagi kebanyakan orang sampah identik dengan sesuatu yang kotor, bau, menjijikan, dan tidak berguna. Tetapi ditangan orang-orang kreatif, sampah bisa dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai jual tinggi setelah diolah.

Terkait dengan kepedulian sampah, baru-baru ini saya dan kedua teman saya dari himpunan pekerja buruh di desa mengikuti pelatihan kompos di rumah Mas Andi, salah seorang warga di desa kami,  seorang relawan yang peduli akan sampah rumah tangga dan telah memberikan pembelajaran kepada masyarakat sejak tahun 2012.

Sebelum memulai mengolah sampah Mas Andi menjelaskan terlebih dahulu mengenai sampah rumah tangga yang bisa diolah kembali dan mana yang tidak bisa diolah kembali. Menurut Mas Andi sampah rumah tangga dibagi menjadi dua yaitu sampah non organik dan sampah organik. Yang dimaksud sampah non organik rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang tidak dapat membusuk, tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk di daur ulang kembali sebagai bahan baku.

Sedangkan menurut kegunaannya sampah non organik rumah tangga di bagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Sampah yang dapat didaur ulang sendiri
Contohnya: kemasan plastik pewangi pakaian, bungkus permen, botol plastik, dan gelas plastik. Sampah jenis tersebut bisa diolah menjadi tas, tempat laptop,  bunga hiasan dan lain-lain.
2. Sampah bersih yang dapat diberikan ke pemulung 
Contohnya: karton, kardus, koran, majalah, styrofoam dan kantong plastik. Sampah jenis tersebut biasanya yang dicari pemulung untuk diolah atau dijual kembali.
3. Sampah yang benar-benar kotor dan tidak bisa didaur ulang dan tidak layak diberikan pemulung, inilah yang dapat dibuang dalam bak sampah.

Sampah organik rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang bisa membusuk. Menurut jenisnya sampah organik rumah tangga dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Sampah organik hijau 
Contohnya:  tangkai/ daun singkong, bayam, kulit terong, kulit buah-buahan, ampas kelapa, nasi, rumput kebun dan lain-lain. Bahan baku yang berasal dari sampah rumah tangga yang dapat diproses kembali menjadi kompos/ pupuk.
2. Sampah organik hewani 
Contohnya: tulang ayam, duri ikan, udang dan lain-lain. Bahan-baku yang berasal dari sampah rumah tangga yang dapat diperoses kembali untuk menjadi kompos/pupuk.

Menurut Mas Andi dalam membuat kompos dari sampah organik rumah tangga harus dipisahkan terlebih dahulu antara sampah organik hijau dan sampah organik hewani. Dua  jenis  tersebut di pisahkan karena sampah organik hewani membutuhkan proses yang lebih lama dibandingkan dengan sampah organik hijau.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kompos:

1. Kardus bekas atau keranjang tempat cucian baju atau ember plastik yang sudah diberi lubang kecil.
2. Dua bantalan terbuat dari sabut kelapa yang di bungkus dengan kasa nyamuk plastik.
3. 5-6 kg kompos siap pakai yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan.
4. Alat pengaduk
5. Karung plastik yang berpori-pori (Apabila menggunakan kardus).

Cara Membuat:

1. Letakan bantalan di atas kardus atau ember plastik. 
    Bantalan berfungsi untuk menghangatkan selama proses pembuatan kompos.
2. Tuangkan kompos siap pakai
3. Masukan sampah organik hijau yang sudah dipotong-potong kecil kedalam kardus
4. Aduk rata
5. Lakukan terus sampai kardus penuh. 
Setelah penuh, ambil bantalan ke dua untuk menutup kardus yang telah penuh. Simpan kardus dalam ember plastik atau bungkus dengan karung plastik yang berpori. Letakan di tempat yang tidak terkena air hujan dan terik sinar matahari. Setiap 3 hari kardus tersebut dibuka dan diaduk-aduk, lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur (prosesnya ± 1 bulan) maka sampah telah berubah menjadi kompos yang siap dipakai atau dijual. Apabila ingin menjual kompos yang sudah jadi sebaiknya di ayak terlebih dahulu.

Bagaimana menurut anda, jika anda tertarik anda bisa mencobanya dirumah, siapa tahu kalau berhasil bisa mendulang rupiah untuk menambah penghasilan, mengingat pengolahan sampah di desa-desa di indonesia masih minim aktivitasnya, itu dikarenakan masyarakatnya tidak mempunyai kepedulian akan masalah sampah, mereka menganggap sepele masalah sampah, memang musuh besar bangsa ini adalah sifat apatis yakni tidak mempunyai kepedulian terhadap sesama.


Penulis: Ahmad Efendi
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://www.nekadposting.com


No comments:

Post a Comment