Cara Mengetahui Gejala Dan Pencegahan Anemia



Cara Mengetahui Gejala Dan Pencegahan Anemia
The image is Pixabay property

Anemia atau kurang darah adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Klasifikasi Anemia menurut WHO yaitu : tidak anemia = 11 gr%, anemia ringan = 9-10 gr%, anemia sedang = 7-8 gr%, anemia berat = < 7 gr%.

Untuk mengetahui seorang anemia maka dapat diketahui dengan pengukuran menggunakan Hb Talquist. Cara ini hanya mendapat kesan kadar Hb saja. Talquist mempergunakan suatu skala warna dalam suatu baku, prosedur pemakaiannya yaitu bersihkan jari pasien dengan alkohol 70%, tunggu sampai kering, kemudian tusuk dengan lanset, darah yang keluar isap dengan kertas saring, setelah kering dibandingkan warnanya dengan yang standar. Ditengah-tengahnya standar ada lubang, dimana tempat darah yang akan dibandingkan dapat dilihat dengan demikian darah dibandingkan secara langsung.

Penyebab Terjadinya Anemia 

Pada umumnya menurut penyebab anemia dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu

a. Anemia karena cacat sel darah merah

Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Penyebab anemia jenis ini adalah kelainan. Ekspresi dari kelainan tersebut dapat terjadi pada tingkat membran dan pada tingkat trauma sel darah merah. Morfologi sel darah merah penderita berubah, tidak lagi cekung. Sel-sel darah merah dengan perubahan protein membran dan bentuk ini tidak lagi mempunyai kelenturan seperti sel darah merah cekung biasa. Akibatnya, sel darah merah ini mudah rusak ketika melalui pembuluh kapiler dan selanjutnya dihancurkan oleh sel-sel fagosit, dengan demikian terjadilah     anemia.

b. Anemia karena kekurangan zat gizi

Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Kekurangan zat gizi yang menyebabkan anemia sebagai gejala utama adalah kekuranga zat gizi mikro, seperti mineral dan vitamin, yang berhubungan dengan biosintesis hemoglobin. Maupun bahan-bahan yang akan menjadi bagian hemoglobin itu sendiri sepeti zat besi atau Fe.

Defisiensi besi dan asam folat, yang menjadi anggota kompleks vitamin B, hal ini  menjadi penyebab anemia defisiensi yang paling banyak. anemia defisiensi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah dengan ukuran yang lebih kecil dan pada mikroskop berwarna lebih pucat.

Orang yang membatasi makanan atau mempunyai kebiasaan diet yang tidak terkontrol dengan tujuan untuk mendapat bentuk badan yang sempurna (langsing), akibat dari perilaku yang kurang tepat ini mengakibatkan kurang gizi pada remaja seperti terlalu kurus, kadar Hb rendah/anemia, kekurangan kalsium atau defisiensi mikronutrien yang lain.

c. Perdarahan

Perdarahan yang banyak saat trauma baik itu yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag (gastritis) yang kronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung. Bisa juga karena pemberian obat jantung (pengencer darah) dan orang tersebut tidak tahan akan obat tersebut. 

Selain itu pada wanita anemia dapat disebabkan karena menstruasi, hal ini dapat terjadi karena kurangnya mengosumsi Fe. Saat menstruasi terjadi pengeluaran darah dari dalam tubuh. Hal ini menyebabkan zat besi yang terkandung dalam hemoglobin berkuirang. Salah satu komponen sel darah merah juga ikut terbuang. Semakin lama menstruasi berlangsung, maka semakin banyak pengeluaran dari tubuh. 

Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran besi meningkat dan keseimbangan zat besi dalam tubuh terganggu. Menstruasi menyebabkan wanita kehilangan besi hingga dua kali jumlah kehilangan besi laki-laki. Apabila darah yang keluar saat menstruasi cukup banyak, berarti jumlah zat besi yang hilang dari tubuh juga cukup besar. Setiap orang mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keturunan, keadaan kelahiran, dan besar tubuh. 

d. Genetik

Penyakit karena kelainan genetik yang berkaitan dengan penyakit anemia ini contohnya adalah Thalasemia. Thalasemia adalah gangguan genetik yang dimana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah.

Anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Telah diketahui secara luas bahwa infeksi merupakan faktor yang penting dalam menimbulkan kejadian anemia, dan anemia merupakan konsekuensi dari peradangan dan asupan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan zat besi. Kehilangan darah akibat trauma dapat menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia. Angka kesakitan akibat penyakit infeksi meningkat pada populasi defisiensi besi akibat efek yang merugikan terhadap sistem imun. Malaria karena hemolisis dan beberapa infeksi parasit seperti cacing, menyebabkan kehilangan darah secara langsung dan kehilangan darah tersebut mengakibatkan defisiensi besi.

e. Pola aktivitas

Aktivitas fisik penting untuk mengetahui apakah aktivitas tersebut dapat mengubah status zat besi. Performa aktivitas akan menurun sehubungan dengan terjadinya penurunan konsentrasi hemoglobin dan jaringan yang mengandung zat besi. Zat besi dalam hemoglobin, ketika jumlahnya berkurang, secara ekstrim dapat mengubah aktivitas kerja dengan menurunkan transpor oksigen.

Pengeluaran zat besi dapat melalui keringat, hal ini menunjukkan bahwa kehilangan zat besi melalui keringat menurun sejalan dengan waktu. Konsentrasi zat besi terbesar dalam keringat terjadi selama 30 menit pertama olahraga dan konsentrasi zat besi tersebut lebih rendah pada lingkungan yang panas dibandingkan lingkungan bersuhu ruang. Pada berbagai kasus zat gizi mikro, wanita cenderung mempunyai asupan pangan yang kurang, dan defisiensi memberikan dampak yang merugikan pada aktivitas fisik.

Akibat Anemia

Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan terganggu dan jaringan tubuh si penderita anemia akan mengalami kekuranga oksigen guna mengahasilkan energi. Maka tidak mengherankan jika gejala anemia ditunjukan dengan merasa cepat lemah, lesu, letih, lelah dan lalai, serta ditandai dengan warna pucat di beberapa bagian tubuh. 

Selain itu, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami anemia, seperti berikut :

Konjungtiva Mata Pucat

Sangat mudah untuk mendeteksi anemia dengan melihat mata. Ketika Anda meregangkan kelopak mata dan memperhatikan bagian bawah mata. Anda akan melihat bahwa bagian dalam kelopak mata berwarna pucat.

Sering Kelelahan

Jika merasa lelah sepanjang waktu selama satu bulan atau lebih, bisa jadi jumlah sel darah merah yang rendah. Pasokan energi tubuh sangat bergantung pada oksidasi dan sel darah merah Semakin rendah sel darah merah, tingkat oksidasi dalam tubuh ikut berkurang

Sakit kepala

Orang yang mengalami anemia sering mengeluh sakit kepala secara terus-menerus. Kekurangan darah merah membuat otak kekurangan oksigen. Hal ini sering menyebabkan sakit kepala.

Ujung Jari Pucat

Ketika ditekan ujung jari, daerah itu akan berubah jadi merah. Tetapi, jika mengalami anemia, ujung jari akan menjadi putih atau pucat.

Menurunnya Kekebalan Tubuh

Ketika tubuh memiliki energi yang sangat sedikit, kekebalan atau kemampuan tubuh akan melawan penyakit tersebut, sehingga apabila tubuh tidak sanggup menahan makan tubuh akan jatuh sakit atau kelelahan.

Pencegahan anemia

Anemia dapat dicegah dengan mengosumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sejauh ini ada 4 pendekatan tersebut adalah pemberian tablet atau suntikan zat besi, pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan, pengawasan penyakit infeksi dan fortifikasi makanan pokok dengan zat besi. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang berasal dari daging hewan, dan daun-daunan yang segar dan hijau.

Semoga bermanfaat.


Referensi:

Gleadle, j. (2005). Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga

Rukiah, A. (2010). Asuhan Kebidanan IV (patologi kebidanan). Jakarta: Trans media.

Yulita, R. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Status Gizi Terhdap Kejadian Anemia Remaja Putri. Sulawesi Barat: skripsi. Universitas Muhammadiyah.


Penulis: Trend Ilmu
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://www.trendilmu.com


No comments:

Post a Comment