Sisi Positif Sifat Malas



Sisi Positif Sifat Malas
The image is Pixabay property

BILL GATES pernah berkata bahwa ia lebih suka bekerja dengan orang malas, karena orang yang malas itu cenderung kreatif, orang yang malas akan selalu mencari cara bagaimana cara tercepat dan mudah menyelesaikan pekerjaannya, sehingga akan ditemukan tehnik baru, jalan pintas baru yang inovatif.

Inilah alasan masuk akal dari tokoh sekaliber Bill GATES Sang pendiri Microsoft, mungkin ada benarnya, tetapi yang dimaksud Bill gates tentunya bukan orang malas yang bodoh, tapi orang yang cerdas dan berilmu, dan bukan sembarang malas.

Malas dan rajin sepertinya kontradiksi, tapi sebenarnya kedua sifat itu dalam porsi yang tepat sangat menguntungkan, ibarat kopi dan gula yang satu manis yang satu pahit, jika bertemu dengan takaran yang pas akan melahirkan minuman yang nikmat.

Dalam jiwa setiap manusia kedua sifat itu ada demi keuntungan manusia, dan terbukti mendorong umat manusia pada kemajuan. mungkin kita bertanya-tanya, bagaimana bisa? rasa malas mendorong umat manusia pada kemajuan?  kalau rajin sepertinya semua sepakat mengatakan ya.

Pembuktian dari Power of Lazy

Seperti Halnya Kutub Baterai Ada Kutub Positif Ada Kutub Negatif, Maka Terjadilah Arus Listrik :

Awalnya manusia rajin jalan kaki, kemana mana jalan kaki, kemudian timbul rasa malas, maka dijinakkanlah kuda, lama kelamaan bosan juga naik kuda, diciptakanlah sepeda,  malas mengayuh diciptakanlah sepeda motor,  terus dan terus sampai tak terhingga moda transportasi, ada mobil,  trem, jet, kereta api,  kedepan entah apa lagi.  Yang pasti manusia makin nyaman dan manja.

Awal-awal ada Tv untuk mengganti siaran kita harus mendekat ke tv, rasanya ribet jika harus beranjak dari tempat duduk, apalagi jika duduk diatas sofa yang empuk. Remote kontrol akhirnya menjawab rasa malas itu  dan tak perlu beranjak dari sofa yang empuk.

Tahun 90an adalah era telpon rumah dan telpon umum. Bagi yang punya telpon rumah, kalau mau nelpon anda harus buka buku no telpon. Jika tidak mau repot buka buku ya harus menghapalkan no telponnya sampe mahir diluar kepala, celakanya kalau temannya banyak, bisa pening kepala dibuatnya.

Bagi yang tidak punya telpon rumah, anda perlu nelpon harus lari ke telpon umum, bawa koin recehan, jika tidak hapal no telpon yang di tuju harus bawa buku poket, baru bisa menelpon.

Tahun berikutnya muncullah hp,  laris manis bak kacang goreng, bendanya kecil bisa dibawa kemana saja, dan tidak perlu menghapalkan no telpon.

Sekarang jika harus lari ke wartel antri atau harus menghapalkan no telpon rasanya ribet dan malas karena hp sudah memenuhi hasrat malas itu.

Lift dan eskalator. Jika ada dua bangunan mall yang satu pake tangga biasa,  dan yang lainnya pake lift dan  eskalator maka bisa ditebak, mana yang rame dikunjungi? terutama oleh anak muda yang hobi narsis. Bisa dimaklumi malas berjalan menaiki tangga.

Rice cooker, kompor gas, mesin blender, mesin cuci, mesin pompa air dan alat alat rumah tangga modern lainnya membuat jalan pintas yang hebat dari alat manual yang kuno. Betapa gelagapannya manusia masa kini jika listrik padam, karena semua alat alat rumah canggihnya jadi tidak bisa berfungsi.

Masih belum lupa kenangan bagaimana menanak nasi dengan kayu bakar, betapa tebal kerak di bawahnya, masih mending daripada gosong. Atau harus menimba air di sumur dengan kerekan, keringat mengucur dan napas ngos-ngosan bak mandi belum juga penuh, apalagi sumur begitu dalam.

Masih ingat pula kejadian saat kayu basah, asap mengepul memenuhi ruangan, padahal sudah lelah mulut ini  meniup dengan buluh, namun api masih enggan menyala dengan cantik,  kayu lembab, mata jadi merah dan terbatuk-batuk.

Kadang kita membatin betapa makin ringkihnya manusia masa kini. Manusia kini kian bergantung kepada alat canggih, sementara alat-alat manual yang kuno masih tersimpan  jadi benda musium pribadi.  Semua masih ingat  karena belum juga lama masa itu, bagaimana sensasi bekerja dengan alat manual kuno itu, sembari membayangkan “tidak kuat lagi jika harus kembali memakai alat jadul tsb. Dengan kata lain malas!’’.

Zaman berubah dengan sangat cepat. Dan semua ingin yang serba instant.  Masak nasi tinggal masukan beras di Rice Cooker, nasi pasti mateng bebas kerak. Mau buat sayur tinggal putar tombol, kompor langsung nyala tanpa asap  mengepul memenuhi ruangan.

Begitu juga jika ingin cuci baju tinggal putar tombol, mesin cuci pun bekerja dengan rajin tidak perlu ngucek. Apapun keinginan dan pekerjaannya, alat sudah menggantikan tangan manusia.

Komputer, laptop, hp pintar. Dulu mesin ketik adalah alat yang canggih. Bisa menulis lebih rapi dan lebih cepat dari pada pena. Apalagi jika pake kertas karbon sekali ketik bisa menulis 5 sampai dengan 10 lembar.

Pada zaman dahulu kala terasa seperti mesin ajaib, jika ada salah ketik sedikit repot!!! Harus dioles menggunakan type ex, ditiup-tiup supaya cepat kering baru ditimpa ketikan baru. Sekarang mesin ajaib ini masuk gudang, penyebab dari itu semua karena malas pake mesin itu lagi.

Sekarang sudah zamannya komputer, laptop dan hp pintar.  Alat alat canggih ini bisa apa saja, bisa ng-edit dengan gampang tidak perlu pake type ex, bisa copy paste, bisa kirim surel, internet, photo,  dll. Pokoknya hebat, berkas bisa disimpan karena punya memori atau ingatan,  jika perlu tinggal dicetak langsung jadi, bisa ngitung dengan cepat dan tepat. 

Siapa yang tidak kenal dengan singkatan nama nama beken ini : AR, Sby, JK, Win, Ht, AQj, HDW dll. Karena malas menyebutkan ato menuliskan nama panjangnya timbullah ide kreatif untuk menyingkat nama-nama itu, dan malah jadi tren, semua politisi bahkan artis ikutan punya nama singkatan agar keliatan beken.

Sisi positif rasa malas membawa  kemajuan bagi umat manusia. Tentu Tuhan menganugerahkan rasa malas itu  sebagai penyeimbang rasa rajin, sama bertemunya  kutub positif  dan negatif pada baterai.

Karena fitrah manusia itu menyukai segala hal yang nyaman, mudah, dan seketika. Manusia benci atau malas  dengan segala hal yang berbau kesukaran, ribet dan menunggu. Untuk memenuhi itu manusia putar otak  berkreasi menciptakan alat canggih atau terobosan baru yang lebih simpel dan praktis, karena malas ribet.

Rasa malas itu baik jika seimbang bukan dominan. Pemalas tidaklah buruk karena memicu ide-ide kreatif. Tapi yang pasti bukan pemalas bodoh. Tentu Pemalas sesuai kriteria Bill Gate si jenius, Pemalas yang jujur dan cerdas penuh gagasan baru nan cemerlang. 


Lihat artikel menarik lainnya dalam http://www.priangga.web.id


No comments:

Post a Comment