Tidur Memperkuat Ingatan Anda



Tidur Memperkuat Ingatan Anda
The image is Pixabay property

Sebagai manusia, kita menghabiskan sepertiga kehidupan kita untuk tidur. Jadi sudah pasti hal tersebut ada maksudnya. Para ilmuwan menemukan bahwa tidur membantu menggabungkan ingatan, merapikannya dalam otak agar supaya bisa diambil kemudian.

Sekarang penelitian baru menunjukkan bahwa tidur juga nampaknya mengorganisir ulang ingatan, mengambil rincian emosional dan mengatur kembali ingatan atau memori untuk membantu anda menghasilkan ide-ide baru dan kreatif, menurut penulis artikel di Current Directions in Psychological Science yang merupakan jurnal Association for Psychological Science.

"Tidur membuat ingatan lebih kuat," kata Jessica D. Payne dari Universitas Notre Dame yang ikut menulis laporan tersebut bersama Elizabeth A. Kensinger dari Boston College. "Tidur juga nampaknya melakukan sesuatu yang saya pikir sangat menarik dan hal tersebut ialah mengorganisir kembali serta merestrukturisasi memori atau ingatan."

Payne dan Kensinger mempelajari apa yang terjadi pada ingatan selama tidur, dan mereka menemukan bahwa seseorang cenderung bergantung pada bagian yang paling emosional dari satu ingatan. Sebagai contoh, jika seseorang ditunjukkan satu pemandangan dengan obyek emosional seperti puing-puing kecelakaan mobil di halaman depan dia cenderung mengingat obyek emosional tersebut daripada obyek lainnya misalnya pohon yang ada di bagian belakang, khususnya jika diuji setelah tidur satu malam. Mereka juga mengukur aktifitas otak selama tidur dan menemukan bahwa bagian-bagian otak yang terlibat dengan penggabungan emosi dan ingatan ternyata aktif.

"Dalam masyarakat kita yang serba cepat, salah satu hal pertama yang tak mendapat perhatian ialah tidur kita," kata Payne. "Saya pikir hal tersebut didasarkan pada kesalahpahaman besar bahwa otak yang tidur tidak melakukan apa-apa." Otak itu sibuk. Tak hanya menggabungkan ingatan, otak juga mengorganisir memori serta memilih informasi yang paling menonjol. Menurutnya ini yang membuat orang-orang memiliki ide-ide kreatif baru.

Payne melakukan penelitian tersebut dengan sungguh-sungguh. "Saya memberikan kesempatan kepada diri saya untuk tidur selama delapan jam tiap malam. Saya biasanya tidak melakukan hal tersebut sampai saya mulai melihat data saya," katanya. Orang-orang yang mengatakan bahwa mereka akan tidur nanti ketika sudah mati sebenarnya mengorbankan kemampuan mereka untuk memiliki gagasan-gagasan yang baik saat ini, tuturnya. "Kita bisa meloloskan diri dari kekurangan tidur, tapi hal tersebut memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan kognitif kita."

Selanjutnya saya akan membahas kaitan pergaulan dengan tidur. Orang-orang yang sering bergaul lebih cenderung menderita masalah tidur, menurut penelitian. Para peneliti menemukan bahwa para ekstrovert yang secara teratur bergaul minimal setengah hari, lebih rentan terhadap kekurangan tidur ketimbang para introvert atau mereka yang hidup dalam isolasi.

Studi tersebut yang melibatkan 48 orang relawan, memberi petunjuk bahwa apa yang dialami pada waktu dalam keadaan terbangun mempengaruhi kualitas tidur. Para relawan dites untuk menentukan jenis kepribadian, setelah itu sebagian ditempatkan ke dalam suatu lingkungan yang kaya sosial dan sebagiannya lagi ke dalam isolasi.

Kualitas tidur mereka kemudian diamati oleh para peneliti dari Pusat Psikiatri Militer dan Neurosains di Institut Penelitian Walter Reed Army di Maryland.

Sebagaimana yang dilansir oleh Telgraph, Dr. Tracy Rupp yang merupakan pemimpin penelitian tersebut mengatakan: "Para ekstrovert yang terekspos dengan lingkungan kaya sosial menunjukkan kerentanan lebih besar terhadap kekurangan tidur ketimbang para ekstrovert yang terekspos dengan lingkungan yang identik tapi miskin sosial."

"Kemampuan para introvert untuk menahan kekurangan tidur secara relatif tidak dipengaruhi oleh lingkungan sosial." Secara keseluruhan, hasil saat ini boleh juga diinterpretasikan secara lebih umum untuk mengemukakan bahwa apa yang dialami pada waktu bangun termasuk interaksi dengan berbagai karakteristik individual mempengaruhi kerentanan kekurangan tidur setelahnya." Penemuan tersebut dipublikasikan di jurnal Sleep edisi 11 volume 33.

Demikian artikel mengenai tidur dan manfaatnya. Semoga bermanfaat untuk anda.


Penulis: Sains Populer
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://sainspop.blogspot.co.id


No comments:

Post a Comment