Negeri Seribu Rumah Gadang Di Kaki Gunung Kerinci



Negari Seribu Rumah Gadang  Di Kaki Gunung Kerinci
The image is Pixabay property

Gunung kerinci merupakan gunung aktif yang menjadi favorit bagi para pendaki dan pecinta alam indonesia bahkan dunia dan banyak hal yang terjadi di kaki gunung kerinci khususnya di Kabupaten Solok Selatan. Gunung kerinci bisa dikatakan sebagai kebanggaan masyarakat Solok Selatan. Berikut fakta unik peradaban di kaki Gunung Kerinci.


Saribu rumah gadang adalah sebuah julukan yang diberikan oleh Dr. Moetia Hatta beliau adalah putri dari proklamator indonesia yaitu nya Drs. Muhammad Hatta. Moettia Hatta pernah berkunjung ke Solok Selatan saat dia menjadi Deputi Departemen Pariwisata. Saribu rumah gadang terletak di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Di daerah ini sangat banyak rumah lonjong yang disebut rumah gadang, yang berjejer dan rata-rata sudah berumur ratusan tahun, sampai saat ini masih berdiri tegak. 

Rumah gadang memang memiliki keunikan tersendiri bahkan di Belanda saja ada yang mendesain rumahnya seperti rumah gadang, seharusnya Nagari saribu rumah gadang ini bisa dijadikan tempat wisata favorit. Selain sangat unik, alam Nagari saribu rumah gadang masih sangat asri nan indah dengan pemandangan pesawahan yang luas dilatarbelakangi Gunung Kerinci. Saya rasa wisatawan bukannya tidak mau berkunjung ke sini, hanya saja mereka tidak tahu, bahkan mereka tidak pernah mendengar apa itu saribu rumah gadang.

Sungai Sangir adalah sebuah sungai yang berhulu di kaki Kerinci dan mengalir di sepanjang Kabupaten Solok Selatan yang bermuara di Sungai Batang Hari. Sungai Sangir ini memiliki arus yang deras dengan bebatuan yang melimpah, sungai ini dihuni oleh ikan Gariang (Mahseer), bagi anda yang pernah berkunjung ke kolam pemandian Gunung Ciremai di Jawa Barat, maka anda akan melihat sekumpulan ikan yang disebut Ikan Dewa. Tapi di Solok Selatan Ikan Dewa biasa menyebut ikan ikan Gariang, ikan sangat gurih jika dijadikan bahan panganan baik di goreng maupun di gulai, ikan ini adalah jenis ikan yang langka dan sudah sulit di temukan. 

Semoga tidak ada orang yang merakit bom dan meledakkannya di Sungai Sangir supaya ikan-ikan penghuni sungai mati terkapar dan bisa ditangkap dalam jumlah yang banyak. Semoga warga sekitar Sungai Sangir bangga dengan kekayaan yang di milikinya dan menjaga Sungai Sangir beserta isinya. Tidak hanya Sungai Sangir, Solok Selatan juga di aliri oleh banyak sungai seperti Batang Bangko di Kecamatan Sungai Pagu.

Solok Selatan memiliki area pesawahan yang luas dan jarang mengalami kekeringan karena di sepanjang aliran Sungai Sangir terdapat sungai-sungai kecil yang disebut bandau (kali kecil sejenis got tapi airnya bersih). Dengan bandau inilah para petani mengairi sawahnya, selain itu bandau biasanya di huni oleh ikan-ikan kecil sejenis Ikan Bilih (penghuni Danau Singkarak) yaitu Ikan Kapare, yang memiliki rasa yang gurih dan enak jika di goreng dan rasanya pun sama dengan Ikan Bilih.

Ikan Kapare cukup mudah berkembang biak dan mereka selalu bergerombolan di sepanjang aliran kali, tapi sayang sungguh disayang orang-orang tidak bertanggung jawab sering meracuninya dan ikan ini pun jadi susah untuk ditemukan. Biasanya orang menangkap ikan ini dengan menabur racun potas di hulu kali dan Ikan Kapare pun bergelimpangan mati keracunan. Jika saja orang-orang menangkapnya dengan baik tentu ikan ini bisa berkembang biak dengan baik, dan stoknya jadi melimpah sehingga bisa dikonsumsi masyarakat.

Solok Selatan masih memiliki ke istimewaan yang lain yaitu cara bertani. Warga di sini masih mempertahankan cara bertani tradisional mereka yaitu masih menggunakan kerbau untuk membajak sawah, menurut mereka membajak sawah dengan kerbau hasilnya akan lebih bagus dari pada menggunakan traktor, dan suatu saat jika padi mereka sudah siap panen maka mereka akan membawa tongkang ke dalam sawah. Mereka menggunakan tongkang untuk memanen padi, karena tongkang bisa menampung padi dengan baik. 

Caranya adalah pertama-tama harus menyiapkan layar, selanjutnya ikatkan layar anda pada tiang yang sudah berdiri menjulang pada body tongkang maka tongkang anda sudah siap di pakai. Anda harus hati-hati jangan sampai tongkang anda bocor karena ini bisa berakibat fatal, ceklah bodi tongkang anda kalo ada yang bocor usahakan di tambal dulu sebelum anda memakainya. Tongkang ini hanyalah sebuah kotak kayu yang berukuran 1x1 m dan tinggi 1m. layar nya mengunakan tikar yang diikatkan pada empat batang bambu yang sudah di pasang di setiap sudut body nya, layar tikar berguna untuk menahan padi agar tidak berhamburan dan masuk ke dalam kotak yang disebut tongkang. Sebelum padi dimasukkan ke dalam tongkang batang padi harus dipotong dulu menggunakan arit.

Jika anda haus setelah panen padi dan anda butuh minuman segar untuk mengembalikan kondisi anda. Jangan risau karena disini ada minuman yang lezat dan gratis, tapi harus naik pohon kelapa dulu baru bisa minum. Solok selatan memang kaya akan pohon kelapa setiap pematang sawah akan berjejer beberapa batang pohon kelapa, jika dilihat dari ketinggian maka anda akan melihat sebuah dataran yang dipenuhi pohon dan anda akan mengira itu adalah kebun sawit dengan background Gunung Kerinci. 

Berbagai jenis kelapa ada di sini termasuk kelapa hijau (kelapa ini buahnya hijau), kelapa jenis ini pohonnya tidak terlalu tinggi hanya sekitar 3-4 meter dan buahnya tidak terlalu besar tapi kelapa jenis ini jarang di jual dipasar karena cocok dipetik saat muda. Air-nya punya cita rasa yang tinggi dan sangat nikmat di minum ketika haus. Kelapa hijau rasanya lebih manis dari kelapa yang lain dan orang Solok Selatan menyebut kelapa yaitu Karambia Mudo, jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi kelapa muda. Sementara karambia condong adalah sebutan untuk pohon kelapa yang pohonnya miring.

Itulah artikel mengenai nagari seribu rumah gadang yang berada di kaki Gunung Kerinci. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.


Penulis: Otwsangir
Lihat artikel menarik lainnya dalam https://otwsangir.blogspot.co.id


No comments:

Post a Comment