Anoi Itam dan Ketambe, Wisata Alam Seru di Aceh



Anoi Itam dan Ketambe, Wisata Alam Seru di Aceh
The image is Pixabay property

Wisata Pantai Anoi Itam adalah Pantai yang mimiliki keindahan pasir yang berwarna hitam, yang terletak bagian daerah kecamatan Sukajaya Sabang. Kenapa pantai ini diberi nama dengan pantai anoi itam? Anoi Itam itu dari bahasa Aceh yang artinya Pasir atau Tanah yang berwarna hitam. Akhirnya tempat gampong disitu diberikan nama gampong Anoi itam.

Menurut mitosnya Wisata pantai Anoi itam, pasir pantai disini memiliki berat jenis berbeda dengan pasir hitam yang ada di pantai-pantai lainnya. Beratnya kurang lebih tiga kali lipat berat pasir hitam pada umumnya. Hal ini disebabkan kandungan nikel yang tinggi dalam komposisi mineral penyusunnya. Paduan warna dari pasir hitam dan batu-batu kapur yang berwarna putih disekitarnya terlihat kontras dan memberikan sensasi keindahan tersendiri.

Keindahan Wisata Pantai Anoi Itam ini, dengan pemandangan  yang penuh dengan pepohonan yang hijau dan batu-batu karang yang berbentuk unik terletak di ujung laut, dengan air yang bening dan terang. Ketika angin musim barat, bebatuan naik keatas pasir sehingga pasirnya berkurang dan ketika musim angin timur, pasir tebal penuh dengan kehitaman dan bebatuan pun hilang. Disinilah waktu yang tepat untuk kita mandi di anoi itam, dengan air yang dingin, bersih dengan menyegarkan sangat nyaman untuk dinikmati sambil berekreasi bersama keluarga dengan membawa makanan dan minuman. Bisa juga kita tidur siang di bawah pohon yang teduh dan angin yang sepoi-sepoi.

Sementara Ketambe merupakan nama Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), dan dikenal sebagai objek wisata alam andalan di Aceh Tenggara. Hutannya alami. Berbagai satwa hidup damai di sini seperti burung, bajing, dan orangutan yang bergelantungan di pohon. Juga terdapat Sungai Alas yang cocok untuk arung jeram.

Azhari, Masyarakat Ketambe yang bekerja sebagai pemandu wisata, menuturkan saat ini banyak wisatawan asing yang berkunjung. “Mereka menginap beberapa hari untuk melihat langsung surga dunia TNGL ini,” sebutnya. Untuk menyaksikan Orangutan Sumatera, wisatawan tidak perlu jauh-jauh menelusuri hutan. Orangutan ini dapat ditemui di pinggir jalan yang menghubungkan Kabupaten Aceh Tenggara dengan Gayo Lues.

Wisatawan asal Inggris, Stephen mengaku, dirinya sudah beberapa kali berkunjung ke Ketambe. Alasannya, hutan masih alami, banyak satwa, dan tempatnya tidak terlalu ramai. “Di sini, saya bermain arung jeram yang arusnya menantang.” Stephen berharap, Pemerintah Indonesia dapat melindungi TNGL dari kerusakan sehingga dapat dijadikan wisata andalan.

Arung jeram

Untuk penggemar arung jeram, bisa uji nyali di Sungai Alas atau masyarakat lokal menyebutnya Lawe Alas. Sungai terpanjang di Aceh ini, selain membelah TNGL, juga melintasi beberapa kabupaten di Aceh dan Sumatera Utara. Sungai yang namanya berasal dari Suku Alas yang mendiami Kabupaten Aceh Tenggara tersebut, selain arusnya deras, kelokannya juga tajam sehingga memacu adrenalin.

Untuk menarik wisawatan, Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara, menggelar lomba arung jeram di sungai tersebut sebagai agenda tahunan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, menyelenggarakan Aceh Leuser International Rafting Championship beberapa waktu lalu. Sungai Alas yang masuk dalam TNGL terus dikembangkan sebagai objek wisata andalan Provinsi Aceh.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh mengupayakan setiap tahun akan ada perlombaan arung jeram tingkat international di Sungai Alas. Selain arung jeram, peserta juga dapat menikmati indahnya TNGL dengan beragam tanaman dan satwa yang ada. Keuntungan lain dari wisatawan yang datang ke Ketambe, akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Dengan sendirinya, TNGL akan terjaga kelestariannya.


Penulis: Disbudpar Aceh
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://disbudpar.acehprov.go.id


No comments:

Post a Comment