Menggambar untuk Meningkatkan Mood



Menggambar untuk Meningkatkan Mood
The image is Pixabay property

Menggambar bagi saya memiliki arti tersendiri, karena itu merupakan hobi yang saya lakukan sejak kecil. Banyak pengalaman dalam menggambar, mulai dari mendapat pujian hingga mendapat uang, mulai dari di kritik hingga dimarahi oleh guru di depan murid lain karena kegiatan tersebut. Menggambar menjadi sebuah kegiatan yang berharga bagi saya, dari menggambarlah saya bisa dikenal oleh teman, dan dari gambar pula beberapa kali saya berusaha menyampaikan pesan.

Pada artikel kali ini, saya ingin berbagi dengan anda mengenai hal tersebut, ingin berbagi mengenai menggambar. Sekaligus, berusaha mengkaitkan menggambar dengan keilmuan psikologi.

Kegiatan menggambar banyak dilakukan oleh anak kecil, dan terkadang bagi anak kecil menggambar adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Tetapi, walaupun demikian menggambar tidak dikhususkan untuk anak kecil. Menggambar bisa jadi merupakan kegiatan orang dewasa juga, bahkan sekarang banyak bermunculan buku-buku mewarnai untuk orang dewasa yang polanya lumayan rumit, atau event-event menggambar, dan alat-alat gambar digital.

Para ahli sudah lama tertarik dengan seni, seperti musik dijadikan sebagai terapi, campuran-campuran warna tertentu yang bisa mempengaruhi emosi, dan begitu pula dengan gambar. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang merasa bawa mereka bukan seseorang yang artistik, kembali menemukan perasaan senang, nyaman, dan lega ketika menggambar. Lalu sebenarnya apa yang membuat mereka merasakan hal ini?

Penelitian yang dilakukan oleh Jennifer Drake dengan judul “Psychology of Aesthetic Creativity” mempertanyakan cara seseorang merasa lega karena gambar. “Apakah dengan menggambar kita menjadi lega karena kita meluapkan emosi kita dalam gambar sebagai bentuk katarsis, atau karena menggambar sebagai suatu bentuk pengalihan dari emosi negatif yang kita rasakan?”

Drake melakukan penelitian tersebut terhadap 40 mahasiswa universitas. Kemudian, 40 orang tersebut diminta untuk mengingat kejadian paling sedih yang pernah terjadi pada mereka. Para mahasiswa dibimbing untuk membayangkan kejadian tersebut dan membimbing mereka untuk fokus hingga mereka bisa merasakan kembali bayangan visualnya, suaranya, pikiran, dan perasaan yang terjadi ketika itu. Lalu Drake meminta mereka untuk menggambar selama 15 menit. Pada saat menggambar, Drake membagi 2 kelompok mahasiswa secara acak. 

Satu kelompok menggambar untuk mengalihkan perhatian mereka dari emosi tersebut, kelompok ini diminta untuk menggambar sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kejadian menyedihkan tersebut. Secara khusus, para mahasiswa tersebut diminta untuk melihat kebawah, melihat sepatu mereka dan diminta untuk menggambarnya. Drake meminta mereka “menggambar untuk membantu mereka melihat lebih dekat.”

Kelompok kedua, diminta menggambar untuk mengekspresikan. Kelompok ini diminta untuk menggambar kejadian menyedihkan yang mereka bayangkan. Drake meminta mereka untuk “menggambar sebagai aktifitas mengekspresikan perasaan mereka.”

Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang selama empat hari. Selain menggambar, mereka juga diminta untuk mengisi kuisioner yang mengukur emosi positif dan emosi negative mereka. Penelitian ini menyebutkan bahwa orang yang menggambar untuk mengalihkan perhatian merasa moodnya lebih positif dibandingkan dengan orang yang diminta menggambar untuk mengekspresikan.

Kesimpulan dari penelitian itu adalah bahwa menggambar bisa menjadi salah satu untuk meningkatkan mood seseorang dalam menghadapi emosi-emosi yang menyulitkan seperti sedih, gugup, frustasi, dan marah. Walau demikian Drake juga mengatakan bahwa menggambar saja tentu tidak bisa untuk dijadikan terapi untuk orang yang benar-benar bermasalah seperti gangguan jiwa dan sebagainya. Menggambar hanya bisa menjadi obat untuk bad moods, untuk mood yang buruk sehari-hari, atau bisa juga digunakan untuk menyertai suatu terapi terhadap gangguan jiwa.

Drake juga mengatakan bahwa menggambar untuk mengalihkan perhatian adalah salah satu cara untuk menciptakan suatu seni. Tetapi, jika pembaca adalah seorang seniman dan ingin berbagi visi saudara mengenai penderitaan di dunia misalnya, tentu itu hal yang berbeda, karena hal itu tentu butuh pengekspresian emosi. Menggambar untuk mengalihkan perhatian adalah untuk seseorang yang mereka ingin merasa lebih bahagia saja, ingin menghilangkan emosi-emosi negatif pada dirinya.

Darke menyarankan bahwa ketika kita menggambar untuk mengalihkan perhatian kita dari emosi negatif. Kita harus memperhatikan beberapa hal, pertama fokuskan saja menggambar pada saat itu, dan lepaskan emosi-emosi negatif yang kita rasakan sebelum kita menggambar. Hal yang kedua adalah dengan menggambar objek-objek yang cenderung netral, seperti barang-barang, atau benda-benda natural, bahkan imaginasi kita juga bisa dijadikan sebuah gambar.

Terakhir, yang ingin Saya sampaikan adalah bahwa tidak perlu seorang seniman untuk menggambar. Kegiatan tersebut terbuka untuk siapapun. Kemampuan menggambar, kemampuan artistic, dan peralatan yang mahal untuk menggambar adalah pilihan dan tidak wajib dimiliki. Tetapi kegiatan menggambar bisa dilakukan bahkan tanpa hal tersebut, menggambar adalah sesuatu yang menyenangkan dan cepat. Drake mengatakan bahwa dengan menggambar selama 15 menit saja kamu bisa mendapatkan efek yang positif.


Lihat artikel menarik lainnya dalam http://gerbangpsikologi.blogspot.co.id


No comments:

Post a Comment