Terowongan antara Danau Singkarak dan Danau Maninjau



Terowongan antara Danau Singkarak dan Danau Maninjau
The image is Pixabay property

Keberadaan terowongan antara Danau Singkarak dan Danau Maninjau dari dahulu sampai sekarang sudah menjadi cerita turun-temurun di kalangan penduduk Danau Singkarak dan Danau Maninjau. Sampai saat ini belum ada pembuktian ilmiah terhadap cerita tersebut. Saya sendiri mendapatkan cerita mengenai keberadaan terowongan tersebut dari nenek yang biasa kami panggil Uwak. Karena seringnya cerita tersebut disampaikan kepada kami, cerita tersebut sampai merasuk ke alam pikiran bawah sadar dan terbawa sampai ke alam mimpi.


Saat saya dan kawan-kawan berenang di tepi Danau Singkarak yang airnya tenang dan jernih, tiba-tiba muncul suatu pusaran air yang menyedot kami dengan kuat. Kami berusaha untuk berenang ke tepian, namun pusaran air tersebut lebih kuat sehingga kami tidak kuasa menahan sedotannya. Tak lama kemudian kami pun merasa memasuki suatu terowongan air seperti gua-gua atau sungai bawah tanah, namun kami tidak bisa bernafas sama sekali karena semua terowongan diliputi air. 

Napas kami sangat sesak. Tiba-tiba kami menyembul kembali ke permukaan danau dan mengamati sekeliling. Ternyata kami sudah tidak berada di Danau Singkarak lagi. Entah di mana kami berada, bagaimana caranya untuk pulang ke rumah? Bagaimana nasib kami? Kami pun semua menangis sekeras-kerasnya dan kemudian terbangun dari mimpi!

Keberadaan terowongan ini masih menjadi misteri sampai sekarang terutama karena belum ada pembuktian secara ilmiah. Namun demikian tetap ada kemungkinan bahwa terowongan tersebut memang ada. Alasan yang pertama adalah karena cerita mengenai keberadaan terowongan tersebut sepertinya bukan cerita dongeng atau kaba yang biasanya ada maksud untuk pendidikan budi pekerti di dalamnya seperti cerita Malin Kundang anak durhaka, Legenda Batu Menangis, Legenda Bujang Sambilan dan lain-lain. 

Cerita mengenai keberadaan terowongan tersebut hanya diceritakan bahwa ada terowongan antara Danau Singkarak dan Danau Maninjau tanpa ada cerita lain yang mengiringinya. Jadi menurut dugaan saya, kemungkinan di masa lalu memang ada orang yang tersedot masuk ke terowongan di Danau Singkarak tersebut dan kemudian muncul di Danau Maninjau. Atau orang tersebut memang tersedot oleh pusaran air dan kemudian muncul di bagian lain di Danau Singkarak dengan selamat. Supaya dianggap hebat atau sakti maka ada kemungkinan orang tersebut melebih-lebihkan cerita untuk mendramatisir suasana seperti yang biasanya dilakukan tukang kaba (pencerita).

Jika kita hubungkan cerita terowongan Singkarak-Maninjau dengan cerita terowongan Keraton Jogjakarta dan Laut Selatan, maka mungkin keduanya memiliki korelasi secara mistis. Kemudian jika kita hubungkan keberadaan Prasasti Tangga Batu Basurek di Sumpur Kudus yang tenggelam ke dasar Danau Singkarak dan adanya pusaran air di sekitarnya, ada kemungkinan maka pintu masuk terowongan tersebut dari Tangga Batu Basurek tersebut.

Secara logika ilmiah, maka keberadaan terowongan, atau sungai bawah tanah tersebut memungkinkan. Contoh paling nyata adalah keberadaan sungai-sungai bawah tanah yang terdapat di Gunung Kidul Yogyakarta. Gunung Kidul merupakan daerah yang tandus dan sulit untuk ditanami tanaman produksi karena tanahnya berkarang-karang yang merupakan dasar laut yang terangkat ke daratan  jutaan tahun yang lalu. Namun meskipun tandus, dibawah bukit-bukitnya terdapat sungai-sungai bawah tanah yang mengalirkan air ke Laut Selatan. Salah satu sungai tersebut kemudian dimanfaatkan untuk sumber air minum.

Fakta lain yang mendukung adalah bahwa ada kemungkinan terowongan tersebut terbentuk karena proses tektonik pada Patahan Semangko karena Danau Singkarak dan Danau Maninjau berada pada jalur yang sama, meskipun terdapat fakta bahwa terbentuknya Danau Singkarak karena peristiwa tektonik yaitu karena pergeseran atas patahan sehingga membentuk lubang yang dalam (lebih dari 200m) sedangkan Danau Maninjau terbentuk dari peristiwa vulkanik yang merupakan kaldera dari Gunung Tinjau.

Untuk membuktikannya secara kasar dapat kita coba dengan menghitung debit air yang masuk ke Danau Singkarak dan debit keluarnya.  Air Danau Singkarak dipasok oleh dua sungai besar yaitu Batang Sumani dan Batang Sumpu. Sedangkan air keluar hanya melalui sungai Batang Ombilin dan PLTA Singkarak dan mungkin perlu juga dipertimbangkan faktor penguapan. Jika terdapat selisih debit air masuk dan keluar maka dapat kita pastikan bahwa terdapat indikasi bahwa terowongan memang ada.

Semenjak saya mempunyai sepeda motor, maka tour de Sumatera Barat sudah menjadi hal wajib minimal setiap enam bulan sekali. Rute yang kami lewati biasa adalah Indarung - Lubuk Sikarah - Danau DiAtas - Danau Dibawah - Danau Singkarak dan menginap di rumah gadang. Rute lainnya adalah ke Padang Panjang - Bukittinggi - Danau Maninjau - Lubuk Basuang - Pariaman - Padang.

Dari beberapa danau yang saya datangi maka menurut saya yang paling jernih airnya adalah Danau Singkarak. Jika kita berhenti sejenak di pinggir Danau Singkarak sebelum melanjutkan perjalanan, maka kita akan melihat dasar danau yang jernih dan ikan-ikan bilih yang berkilauan diantara tali-tali hidrila dan jaramun yang mengalun seirama riak air danau.

Pertanyaan yang menjadi misteri adalah bagaimana Danau Singkarak yang luas tersebut airnya bisa tetap jernih seperti  air kolam yang memiliki filter? Banyak faktor yang menyumbang penyebab danau ini menjadi kotor. Salah satunya adalah karena danau ini dari dulu disamping merupakan sumber air minum untuk penduduk sekitar namun juga merupakan tempat mandi, cuci dan jamban.

Berdasarkan pengamatan saya, jika pagi hari air danau ini sangat tenang dengan riak-riak sangat kecil dan sangat bening sekali. Namun jika sudah siang sekitar jam 11 siang maka air danau akan bergelombang membentuk ombak-ombak kecil. Air pun menjadi keruh dan tidak layak untuk mandi ataupun untuk mengambil air minum. Ajaibnya jika sudah mendekati sore sekitar jam 4 lewat maka air akan kembali menjadi tenang dan bening. Apakah penyebabnya?

Dugaan saya ada beberapa kemungkinan. Pertama sumber airnya yaitu Sungai Batang Lembang dan Sungai Batang Sumpu airnya jernih. Kedua, kondisi alam Danau Singkarak. Untuk dugaan pertama, berdasarkan pengamatan saya, air dari Batang Lembang tidak bening dan cenderung coklat tanah liat, meskipun tidak pekat, namun ada kalanya bening. Sementara air dari Batang Sumpu saya belum pernah mengamatinya.

Namun saya lebih tertarik kepada dugaan kedua. Dasar Danau Singkarak berpasir (yang pasti adalah pada pinggirannya) karena untuk ke bagian yang dalam saya belum pernah mengamatinya. Saya lebih condong kepada dugaan ini karena pasir dapat berfungsi sebagai filter yang dapat menyaring air yang kotor menjadi bersih kembali.

Semua ini hanya dugaan logika saya saja. Perlu ahli hidrologi atau ahli tentang danau yang menyelidikinya. Sangat menarik dan menantang menurut saya. Jika saya tidak terikat pekerjaan seperti saat sekarang mungkin saya akan mencoba mencari tahu jawabannya. 

Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.


Penulis: Riak Liar
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://singkarak-traveler.blogspot.co.id


No comments:

Post a Comment