Tertawan Hati Di Danau Kelimutu, Flores



Tertawan Hati Di Danau Kelimutu, Flores
The image is Pixabay property

Danau Kelimutu yang juga biasa disebut danau tiga warna merupakan salah satu wisata alam yang unik  di pulau flores. Keunikan danau kelimutu juga merupakan kekayaan alam bangsa Indonesia yang patut kita banggakan dan kita syukuri.

Gunung Kelimutu yang sekarang puncaknya berubah menjadi kawah atau danau adalah  gunung berapi yang meletus sekitar tahun 1880an, terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya berada di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Kabupaten Ende itu sendiri berada di antara kabupaten Ngada (Bejawa) dan kabupaten Sika (Maumere).

Pertama kali danau kelimutu ditemukan oleh seorang komandan militer Belanda yang bernama B.Van Suchtelen pada tahun 1915 dan kemudian dipopulerkan oleh seorang yang bernama Y.Boumanasal Belanda. Beliau mendeskripsikan akan keindahan dan keunikan dari Danau Kelimutu yang sangat mempesona. 

Dari situlah kemudian informasi tentang danau kelimutu menyebar ke seluruh antero dunia, sehingga banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri mulai berdatangan mengunjungi danau kelimutu. Danau kelimutu disebut juga danau tiga karena memiliki tiga warna yang berbeda yaitu merah, hijau, dan biru

Walaupun demikian, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Memang sangat sedikit literatur ilmiah yang mendukung sejarah penemuan ke tiga danau tersebut, sehingga literatur ilmiah lambat laun kalah dengan unsur mistis dan kepercayaan tradisional yang berkembang dalam masyarakat sekitar pegunungan kelimutu, terutama masyarakat desa Pemo kecamata Moni.

Masyarakat Kecamatan Moni, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur meyakini bahwa suatu saat nanti bakal terjadi bencana besar yang melanda negeri ini. Percaya atau tidak, keresahan itu terkait dengan perubahan warna ke tiga danau Kelilmutu yang terjadi saat ini. Dahulu, tiga danau kebanggaan masyarakat Ende itu masing-masing memancarkan warna berbeda, yakni merah, hijau dan biru. Namun saat ini ketiganya berubah menjadi satu warna yaitu hijau muda.

Menanggapi fenomena tersebut, salah seorang warga Desa Woloara kecamatan Kelimutu yang bernama "Mbate", mengatakan, “suatu saat nanti akan ada bencana yang menelan korban cukup banyak dinegeri ini”. Dia mengisahkan, pada akhir tahun 1964 juga pernah terjadi perubahan warna seperti saat ini. Setahun kemudian, malapetaka besar menimpa bangsa Indonesia dengan adanya kemelut Partai Komunis Indonesia. “Setelah peristiwa PKI, warna air Danau Kelimutu kembali normal,” ujar Mbate.

Peristiwa serupa terjadi pada tahun 1992 silam. Seiring dengan perubahan warna danau tersebut, gempa bumi dahsyat mengguncang Pulau Flores yang menelan banyak korban jiwa. “Gempa dan tsunami itu memporakporandakan warga Flores. Tercatat 2.000 jiwa warga jadi korban,” imbuh salah seorang lainnya.

Warga Moni lainnya menambahkan bahwa perubahan warna yang terjadi saat ini mengingatkan warga Indonesia untuk waspada. Menurutnya, dari pengalaman, perubahan warna Danau Kelimutu mengundang bencana besar. Ayah lima anak dan enam cucu itu menuturkan, sesungguhnya para penghuni kawah Tiwu Ata Polo dan Tiwu Nua Muri Koo Fai (dua dari tiga danau di Kelimutu) marah. 

Penyebabnya, warga adat pemilik Kelimutu sudah lama tidak melakukan ritual adat Pati K’a Konde. “Sekarang saatnya menggelar upacara adat untuk meminta maaf agar bencana yang datang tidak lebih ganas dibanding sebelumnya,” ungkapnya.

Kata Kelimutu merupakan gabungan dari kata “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Kelimutu artinya " gunung mendidih". Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.

Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna-warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. 

Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan atausayuran tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas yang memisahkan antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding yang sangat terjal dengan sudut kemiringan sekitar 70 derajat dan ketinggian danau berkisar antara 50 sampai 150 meter. 

Untuk mencapai Gunung Kelimutu yang pernah meletus di tahun 1886 ini, butuh “perjuangan” tersendiri. Dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur, butuh waktu sekitar 3 jam dengan mobil sewaan dengan kondisi jalan yang tidak terlalu bagus, berkelak-kelok, melintasi jurang dan tebing. Kita akan menemui kampung terdekat dengan kawah gunung Kelimutu yang bernama Kampung Moni.

Kampung ini terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende yang berjarak 13 kilometer dari Danau Kelimutu. Dari Moni hanya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai bibir Danau Kelimutu.

Selain dari Maumere, Kelimutu juga dapat dicapai melalui kabupaten Ende menggunakan bus antarkota ataupun kendaraan sewaan, dengan harga dan waktu perjalanan yang relatif tidak jauh berbeda. Dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. Kelimutu terletak sekitar 66 kilometer dari Kota Ende dan 83 kilometer dari Kota Maumere.

Pesonana wisata yang lain di pulau flores

Selain danau kelimutu, di pulau flores juga masih banyak pesona alam yang indah dan unik lainya yang menarik tentunya untuk dikunjungi. Pesona lain itu seperti pulau komodo yang terletak di flores bagian barat dengan binatang komodo sebagai ciri khasnya yang sudah terkenal di seluruh antero dunia. 

Tidak jauh dari pulau komodo, ada pulau Bidadari (pulau yang katanya dihuni oleh banyak bidadari cantik), Pulau ini menjadi favorite dari para wisatawan asing alias bule untuk berwisata. Suasananya pun sudah seperti di eropa. Tidak jauh dari pulau bidadari, ada Goa batu cermin (batu di dalam goa yang memancarkan cahaya terang). 

Goa ini merupakan goa peninggalan bersejarah, yang terbukti dengan adanya barbagai gambar atau lukisan pernak pernik kuno pada sepanjang dinding goa tersebut. Ke-3 pesona wisata tersebut berada di kabupaten Manggarai barat dengan ibukota Labuan bajo.

Itulah beberapa pesona alam wisata pulau flores. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.


Penulis: Pace Bertus
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://paceswadharma.blogspot.co.id


No comments:

Post a Comment