Waspadai Telinga Berdengung!



Waspadai Telinga Berdengung
The image is Pixabay property

Pernahkah Anda merasa telinga Anda terasa aneh, seperti berdengung namun tidak jelas penyebabnya? Coba Anda letakkan jari telunjuk di dalam lubang telinga, kemudian gerakkan rahang Anda ke kanan dan ke kiri. Anda akan merasakan aktivitas sendi rahang Anda dari dalam lubang telinga tersebut, menyiratkan hubungan yang sangat erat antara sendi rahang dengan telinga kita.

Pada telinga kita terdapat dua otot penting, yang bila terdapat aktivitas berlebihan pada kedua otot tersebut maka dapat memicu telinga berdengung misalnya pada saat otot penutup rahang mengalami ketegangan. Pasien yang memiliki kelainan sendi rahang beresiko lebih besar untuk mengalami telinga berdengung atau dalam bahasa kedokteran disebut “tinnitus”, karena umumnya terjadi aktivitas yang berlebihan pada rahang sehingga membuat liang telinga menjadi sensitif. Tinnitus lebih umum terjadi pada usia paruh baya dibandingkan masa remaja atau dewasa muda.

Hal ini dikarenakan otot pengunyahan dan otot telinga tersebut dipersyarafi oleh nervus trigeminal yang sama. Oleh karena itu biasanya tinnitus terjadi secara bersamaan dengan keluhan lain meski dapat juga berdiri sendiri. Keluhan tersebut yang paling lazim diantaranya:
  1. Sakit kepala, leher, dan punggung
  2. Pusing atau vertigo, atau migrain
  3. Sakit telinga
  4. Gangguan pendengaran
  5. Gangguan penglihatan
  6. Rasa sakit pada sinus
  7. Bunyi pada sendi rahang

Coba Anda ingat-ingat apakah Anda memiliki kebiasaan buruk seperti mengerat gigi pada saat tidur malam, atau terbiasa makan atau mengunyah satu sisi, atau ada tambalan gigi yang perlu diperbaiki atau membuat kontak antara gigi atas dan bawah Anda pada satu titik tertentu lebih berat daripada daerah lainnya. Kondisi tersebut dapat membuat otot pengunyahan dan sendi rahang bekerja lebih berat sehingga dalam jangka waktu lama dapat mengarah kepada kelainan sendi rahang.

Tinnitus dapat merupakan gejala dari penyakit telinga yang serius,  seperti otitis eksterna,  otitis media kronik, otosclerosis, atau Meniere's disease, namun mekanisme yang pasti dari timbulnya gejala ini masih diperdebatkan di kalangan medis. Pasien yang merasakan keluhan di atas disarankan untuk berkonsultasi ke dokter spesialis THT atau menjalani pemeriksaan neurologi. 

Bila tidak ditemukan masalah pada apapun pada pemeriksaan tersebut maka ada kemungkinan masalahnya terdapat pada gigi dan mulut, termasuk sendi rahang. Bila ternyata ada kelainan pada gigi geligi yang menyebabkan tegangnya otot-otot pengunyahan dan sendi rahang maka kelainan tersebut dapat cepat diperbaiki. Keluhan tinnitus dan gejala yang menyertainya dapat betul-betul hilang jika penyebabnya memang dari gigi geligi dan gigi penyebab sudah dirawat dengan benar.

Tinnitus berarti suara berdenging atau berdengung, atau jenis suara lain yang berasal dari kepala atau telinga tanpa keterlibatan sumber eksternal. Tinnitus bukanlah penyakit namun suatu gejala dan sebaiknya segera dicari penyebabnya. Terdapat dua jenis tinnitus, yaitu:

1. Tinnitus Subjektif
Hanya dapat didengar oleh penderita sendiri. Penyebabnya adalah kelainan pada telinga bagian luar, dalam, dan tengah. Dapat disebabkan oleh gangguan pada saraf-saraf pendengaran di otak.

2. Tinnitus Objektif 
Dapat didengar juga oleh dokter yang memeriksa. Jarang ditemukan, dapat disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, gangguan tulang telinga dalam, atau gangguan pada otot.

Penyebab yang umum ditemukan pada tinnitus adalah kerusakan sel telinga dalam. Rambut-rambut kecil pada telinga bagian dalam bergerak tergantung tekanan gelombang suara. Gerakan ini menstimulasi sel-sel telinga untuk mengeluarkan sinyal listrik melalui saraf dari telinga (saraf auditori) ke otak. Otak akan menginterpretasi sinyal-sinyal ini sebagai suara. 

Jika rambut-rambut pada telinga bagian dalam tersebut rusak, mereka dapat “membocorkan” impuls elektrik yang tidak beraturan, sehingga menyebabkan tinnitus. Kerusakan rambut-rambut ini dipengaruhi oleh usia dan adanya paparan terhadap suara yang keras dalam jangka waktu lama (lingkungan pekerjaan industri, MP3 player, konser musik), dan paparan terhadap beberapa obat tertentu (aspirin, NSAIDs, diuretik).

Penyebab lain dari tinnitus adalah:
  • Adanya kotoran terlalu banyak dalam telinga
  • Perubahan pada tulang telinga bagian tengah
  • Meniere’s Disease (kelainan pada telinga dalam karena tekanan cairan atau komposisi telinga dalam)
  • Trauma pada kepala atau telinga (mempengaruhi saraf atau fungsi otak yang berkaitan dengan pendengaran; umumnya tinnitus karena sebab ini hanya terjadi pada satu telinga)
  • Tumor jinak pada saraf kranial yang berjalan dari otak ke telinga bagian yang mengontrol keseimbangan dan pendengaran (acoustic neuroma; biasanya menyebabkan tinnitus pada satu sisi telinga saja)
  • Kelainan pada pembuluh darah (menyebabkan tinnitus yang sifatnya pulsatil atau berdenyut, termasuk tinnitus objektif)
  • Stress dan depresi (jika tes-tes atau pemeriksaan pendengaran menunjukkan hasil normal dan penyebab tinnitus lain tidak dapat diidentifikasi).

Tidak ada obat khusus untuk tinnitus, yang paling penting adalah menghilangkan pencetus atau menyembuhkan penyebab. Kami menyarankan agar Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis THT untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya. Sementara itu, hindari paparan terhadap suara keras, hindari pencetus tinnitus seperti kopi, teh, cola, rokok, dan garam. Kemudian berolahragalah untuk memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh.


Lihat artikel menarik lainnya dalam https://www.klikdokter.com


No comments:

Post a Comment