Wisata Baturraden Porwokerto, Dengan Beragam Pilihan Tempat Wisata



Wisata Baturraden Porwokerto, Dengan Beragam Pilihan Tempat Wisata
The image is Pixabay property

Wisata Baturraden adalah wisata alam. Lokasinya berada sekitar 14 KM di sebelah utara dari Purwokerto, di Gunung Slamet. Di sana terdapat beberapa obyek wisata yang dapat Anda kunjungi, yaitu Lokawisata Baturraden, Pancuran 3 (Telu), Pancuran 7 (Pitu), Kebun Raya Baturraden, dan Telaga Sunyi.


Lokasi dari berbagai obyek wisatanya terpencar. Jarak antar lokasi berkisar 2,5 – 7 KM, tergantung rute yang diambil. Pengelola dari obyek-obyek wisata itu adalah Palawi, kecuali Kebun Raya Baturraden yang dikelola oleh Puslitbang. Daerah Baturraden kental dengan nuansa Jawa, sehingga nama-nama jalan hingga bahasa sehari-hari penduduknya menggunakan bahasa Jawa.

Di dekat Kebun Raya Baturraden, terdapat bumi kemah yang menyediakan tempat camping dengan berbagai fasilitasnya. Anda dapat berkemah sendirian, bersama keluarga, atau pun dalam rombongan besar dengan biaya yang terjangkau. Pramuka juga pernah mengadakan jambore di tempat ini. Anda juga dapat menyewa Villa yang telah tersedia bathtub, flat TV , kulkas, water heater, single bed, double bed, dsb.

Di sekitar lokasi wisata Baturraden juga terdapat akomodasi penginapan. Anda dapat dengan mudah menemukan berbagai hotel dan vila lainnya. Terkadang ada juga penduduk yang menyewakan tempat tinggalnya, namun Anda perlu survey dan bertanya-tanya.

Beberapa lokasi bisa dijelajahi dengan berjalan kaki, misalnya area Lokawisata Baturraden yang terletak di paling bawah. Bila Anda ingin trekking Anda juga dapat melakukannya dari tempat tersebut hingga ke atas menuju pancuran 3 dan 7. Berjalan naik hingga pancuran 7 dianjurkan jika Anda ingin merasakan tantangan dan pengalaman mendaki gunung dengan jalan setapak telah tersedia. Jika Anda mau, Anda juga bisa naik ke Pancuran 7, Kebun Raya, Telaga Sunyi, bumi kemah dengan menggunakan transportasi umum dari bawah.

Transportasi

Ketersediaan transportasi dan tujuan lokasi adalah salah satu hal yang perlu Anda perhitungkan. Paling mudah jika Anda menggunakan kendaraan pribadi. Di luar itu alternatif lainnya adalah angkot, mobil angkutan wisata, taksi dan ojek. Di Baturraden-Purwokerto, angkot sudah mulai tidak beroperasi sekitar jam 16.00-16.30. Amannya untuk perjalanan pulang Anda membuat perhitungan waktu lebih awal. Jika angkot sudah tidak bisa ditemukan, maka ojek dan taxi adalah satu-satunya pilihan Anda, kecuali Anda bisa menumpang mobil orang.

Biaya angkot atau ojek di Baturraden tergantung jarak. Kemungkinan sekitar Rp. 2000 – Rp. 15.000. Sebagai contoh:

Saya naik angkot hijau dari Kebon Dalem hingga Lokawisata Baturraden RP. 14.000,-
Saya naik ojek dari Telaga Sunyi ke terminal Baturraden, Rp. 20.000,-. Carter angkot hijau untuk pulang pergi. Apabila Anda datang beramai-ramai Anda bisa mencarter angkot yang bewarna hijau. Mereka bersedia mengangkut 10 orang untuk Rp.200.000,- saja. Biaya per kepala Rp. 20.000,- Kurang dari 10 bisa juga bisa, biayanya tetap sama. Jasa mereka sudah termasuk pulang-pergi dari Baturraden bawah dan ke obyek-obyek wisata yang ada, diantar dan ditunggui.

Apabila Anda ingin naik ke atas langsung ke pancuran 7 Anda bisa coba cari mobil, seperti gambar di samping. Kemungkinan mereka bisa ditemukan di terminal Baturraden. Biayanya Rp. 10.000,- untuk sampai ke atas atau dari atas sampai ke bawah. Biasanya mereka ngetem mengumpulkan orang agar biaya bensinnya tertutup.

Rute angkot menuju ke atas dari lokaswisata melewati bukit kemah dan Kebun Raya Baturraden hingga Pancuran Pitu menempuh jarak kurang lebih 7 KM. Untuk pulang, apabila Anda hendak naik bis antar provinsi atau bis-bis lainnya di Purwokerto/Bulupitu untuk Anda bisa naik angkot kuning dari terminal Baturaden.

Cuaca

Cuaca di lokasi wisata bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Di sana tidak mengenal musim kemarau atau musim hujan. Oleh karena itu sebaiknya Anda sedia mantel atau payung.

Cerita asal-usul nama Baturraden

Terdapat dua versi yang beredar tentang asal muasal Baturraden di masyarakat:

1. Versi kisah cinta antara seorang abdi dengan putri majikannya

Kurang lebih 10 Km Barat Daya Baturraden terdapat suatu wilayah yang disebut Kadipaten Kutaliman. Sang adipati gemar memelihara kuda dan ia mempekerjakan seorang gamel atau pemelihara kuda. Di luar sepengetahuannya putri kandungnya jatuh cinta kepada sang gamel dan terjalinlah hubungan di antara keduanya. Mengetahui kejadian itu sang Adipati murka dan ia mengusir putrinya dan sang gamel. Di dalam pengembaraannya, putri adipati melahirkan di dekat kali, maka dinamakanlah tempat itu, Kaliputra (kurang lebih 3 KM sebelah utara Kutaliman).

Di dalam perjalanan kedua pasangan menemukan tempat yang sangat baik. Pemandangan sekitarnya begitu indah dan udaranya sejuk. Keduanya memutuskan untuk membangun tempat tinggal di sana. Mereka menamakan tempat itu Batur dan Raden. Batur artinya seoang pembantu dan Raden artinya orang berketurunan bangsawan. Tempat tersebut kini dikenal dengan nama Baturraden.

2. Versi perjalanan Syeh Maulana Magribi

Syeh Maulana Magribi adalah seorang pangeran dari negara Rum – Turki. Selepas sembahyang subuh ia melihat suatu cahaya terang menjulang di angkasa di Timur. Kemudian ia mengajak abdi yang juga sahabatnya, Haji Datuk beserta bala tentaranya mengarungi samdura untuk mengetahui perihal cahaya tersebut. Akhirnya ia berlabuh di Gresik (Jawa).

Cahaya misterius tersebut terlihat kembali di sebelah Barat. Mereka mengikutinya kembali dan mendarat di Pemalang. Di situ sang pangeran memerintahkan armadanya untuk pulang, sedangkan ia dan sahabatnya pergi ke Selatan mencari sumber cahaya itu, sambil menyebarkan agama Islam.

Ketika sampai ke sumber cahaya itu, mereka bertemu seorang petapa yang memeluk ajaran Budha. Ia bersender di pohon jambu dan dari tubuhnya keluar cahaya yang menjulang tinggi. Singkat cerita mereka saling unjuk kesaktian dan sang petapa mengaku kalah dan berjanji untuk memeluk agama Islam.

Sang petapa diberi nama Syeh Jambukarang. Karena ia bersender di pohon jambu yang di sekelilingnya terdapat batu-batu karang. Syeh Maulana Magribi mengangkat Syeh Jambukarang menjadi menantu dan ia mendapatkan 5 cucu darinya. Syeh Maulana Magribi kemudian mengubah namanya menjadi Mbah Atasangin dan bermukim di Banjarcahyana. Di situ ia menderita sakit gatal (budug) yang tidak dapat disembuhkan. Beliau mendapat ilham untuk pergi ke gunung Gora untuk memperoleh kesembuhan. Maka pergilah ia dan sahabatnya ke arah Barat.

Di gunung Gora, Syeh Maulana meminta Haji Datuk untuk berjaga di tanah yang agak datar. Sementara ia menaiki gunung Gora sendiri. Di atas ia menemukan sebuah tempat mengeluarkan uap dan dari batu keluar 7 pancuran air. Ia pun mandi di sana hingga beberapa hari. Lambat laun sembuhlah ia. Syeh Maulana Magribi kembali menemui sahabatnya dan berkata, “Lihatlah aku sudah sembuh (selamat), maka saya beri nama gunung ini menjadi gunung Slamet.”

Sementara kata Baturraden berasal dari kesetiaan abdinya, Haji Datuk yang tetap berjaga selama ia di atas. Oleh karena itu ia menamakan tempat itu Rosuludin yang berarti batur yang adi (baik) atau Baturadi. Kemudian berubah menjadi Baturraden hingga sekarang.

Obyek-obyek wisata di Baturraden.

Baturraden memiliki beberapa obyek wisata yang dapat dikunjungi antara lain:

Taman Lokawisata Baturraden

Obyek wisata ini terletak di paling bawah. Lama perjalanan kurang lebih 30 menit, jarak tempuh kira-kira 14 KM. Biaya tiket masuk Rp.14.000,-. Di Lokawisata Baturraden terdapat berbagai wahana bermain dan fasilitas, seperti kolam renang, terapi ikan, tempat permandian air panas, teater di dalam kapal Foker F28, dan lain-lain. Sebagian gratis dan sebagian lagi perlu berbayar.

Dapat saya pastikan tempat ini cocok untuk rekreasi bersama keluarga. Suasananya asri dan alami karena masih besanding dengan alam. Wahana di Lokaswisata Baturraden menurut saya standar. Namun demikian beberapa fasilitas yang tersedia di dalamnya seperti kolam renang, permandian air hangat, dan lain-lain boleh Anda coba.

Lokawisata Baturraden memiliki elemen air yang cukup banyak. Dan memang air adalah daya tarik utama dari tempat ini. Karena di sini terdapat sumber air hangat belerang yang mengalir dari atas hingga ke bawah. Kegiatan jalan-jalan Anda akan semakin menantang bila Anda memutuskan untuk naik ke atas untuk melihat Pancuran Telu dan Pitu.

Pancuran Telu dan Pitu

Telu dan Pitu adalah bahasa Jawa yang berarti 3 dan 7. Dinamakan demikian karena dari batu memancar air panas yang mengandung belerang dan jumlahnya sesuai dengan namanya. Sebenarnya pancuran-pancuran tersebut secara visual tidaklah terlalu istimewa, hanya batu yang mengeluarkan pancuran air. Akan tetapi kelebihannya adalah kehangatan dan khasiat air hangat yang mengandung belerang. Air belerang dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit kulit.

Pancuran 3 berada di bawah permukaan tanah. Ada beberapa anak tangga sehingga Anda bisa turun ke bawah dan mandi di bawah pancuran  di sebuah ruang kecil berbentuk kotak. Di area Pancuran 3 Anda dapat mandi dan berenang-renang di kolam-kolam kecil. Oleh karena itu sebaiknya Anda sudah mempersiapkan pakaian untuk berbasah-basah ria, apabila Anda ingin berendam.

Airnya terlihat keruh bukan karena kotor, melainkan karena kandungan belerang di dalamnya. Apabila Anda ingin membawa pulang belerang untuk luluran Anda bisa membelinya di tempat tersebut. Kalau Anda ingin dipijat belerang, Anda juga bisa membayar untuk jasa tersebut. Di dekat situ ada orang yang menawarkannya.

Kalau di Pancuran 7 Anda tidak dapat berendam di dalam air, karena memang tempatnya kecil saja saja, tapi tak jauh dari TKP terdapat gua kecil Selirang. Air yang keluar dari Pancuran 7 jatuh mengalir dan jatuh dari atas tebing. Di bawah sana Anda dapat mandi menikmati pijatan air alami. Tak jauh di bawahnya lagi terdapat sungai kecil.

Medan untuk mencapai kedua tempat ini sangatlah tidak mudah. Khususnya bagi Anda yang tidak pernah olah raga atau kegemukan. Meskipun jaraknya hanya 2,5 KM, dan sudah ada jalan setapaknya berupa tangga-tangga yang terbuat dari batu-batu dan tanah, namun jalannya sangat mendaki. Untuk orang lansia tidak disarankan untuk naik ke atas dari Lokawisata Baturraden, sebaiknya naik kendaraan langsung ke pancuran 7.

Saat Anda naik ke atas dari Lokawisata, sangat disarankan Anda untuk:
  • Mengenakan celana yang fleksibel, sehingga dapat dengan mudah mengangkat kaki tinggi-tinggi.
  • Gunakanlah sepatu yang mantap, agar kaki Anda tidak nyeri atau sakit untuk berjalan jauh dan tidak terpeleset.
  • Bawalah bekal, sebab dapat dipastikan Anda akan merasa sangat lapar saat tiba di Pancuran Pitu. Perjalanan ini cukup menguras tenaga.
  • Bawalah teh manis, karena gula dapat memberikan energi cepat.
  • Siapkan pakaian jika ingin berbasah-basahan.
  • Silahkan buang air kecil atau besar terlebih dahulu sebelum naik ke atas, sebab toiletnya agak jauh dan bayar.
  • Jika Anda tidak membawa bekal, di atas juga terdapat banyak orang yang menawarkan minuman dan makanan.

Untuk masuk ke Pancuran Telu dan Pitu Anda dikenakan tiket masing-masing sebesar Rp. 10.000,-. Apabila Anda tidak ingin melewati rute yang sama untuk kembali ke bawah, Anda bisa menggunakan angkutan umum. Hanya saja agar tidak habis bensin mereka menunggu hingga penumpangnya banyak dulu. Jika kebetulan jarang orang yang mau naik, Anda harus menunggu lama.

Panjang jalanan yang ditempuh oleh angkutan umum tersebut lebih jauh daripada rute dari Lokawisata Baturraden ke atas, yaitu 7 KM. Jalanannya pun masih banyak yang rusak, hanya tanah, dan naik turun. Jadi tidak disarankan untuk berjalan kaki, kecuali Anda hobi trekking.
Kalau Anda dari atas dan turun ke bawah dengan kendaraan sekitar 4 KM Anda akan melihat Kebun Raya Baturraden.

Kebun Raya Baturraden

Tempat ini bertujuan utama untuk mengonservasi tumbuh-tumbuhan yang berada di Gunung Slamet. Meskipun ada juga tujuan wisatanya, tetapi mereka tidak terlalu befokus ke arah sana. Oleh karena itu tempatnya tidak didesain seperti tempat-tempat rekreasi pada umumya. Biasanya di tempat ini banyak anak-anak PKL. Menurut saya tempat ini tidak terlalu istimewa secara visual. Kecuali Anda senang melihat berbagai varietas tanaman atau ingin berpiknik di antara tumbuh-tumbuhan.

Beberapa obyek yang bisa dilihat di dalam:
  • Rumah Anggrek
  • Air Terjun Kartam
  • Taman Obat
  • Rumah Nepy
  • Taman Liana, Rumah Pohon & Tree Track

Jika Anda berjalan turun lagi Anda akan bisa melihat Bumi Perkemahan.

Bumi Perkemahan

Ini sebenarnya bukan obyek wisata, akan tetapi jika Anda ingin berkamping ria di sini lah tempatnya. Anda bisa berkemah per individu hingga per kelompok besar. Pihak pengelola juga mengeluarkan berbagai paket kegiatan, baik yang ditujukan untuk anak-anak hingga korporasi, misalnya:
  • Outbound Kids
  • Wisata Desa
  • Sahabat Hutan
  • Outbound Team Building
  • Outbound Training
  • Paintball
  • Jungle Trekking
  • Wet Trekking
  • Resort Trekking
  • dll.

Biayanya mulai dari ratusan ribu hingga 1 juta per kepala, tergantung dari jenis kegiatan dan lamanya. Apabila Anda tidak memiliki peralatan sendiri, pihak pengelola juga menyediakan penyewaan alat, seperti:

1. Tenda peleton
2. Tenda dome isi 6
3. Tenda dome isi 4
4. Matras
5. Sleeping bed
6. Sound system
7. Lampu Listrik SL
8. Lampu tembak 500wt
9. Mega phone
10. Kursi lipat
11. Terpal 8x12m
12. Screen
13. HT.

Di sana juga ada fasilitas pendopo yang luas, yang bisa Anda gunakan untuk berbagai aktivitas, termasuk untuk pernikahan, jika Anda menginginkan konsep Green Wedding. Selain itu juga sudah tersedia mushola bagi yang beragama Islam untuk menunaikan kewajiban sholatnya. Kamar mandi juga telah dipisah untuk wanita dan pria. Bagi Anda yang ingin menggunakan Villa, di bumi kemah ada tiga Villa yang modern dan lengkap. Tiap kamar bisa diisi maksimal dua orang saja.

Telaga Sunyi

Tak jauh dari Bumi Kemah terdapat Telaga Sunyi. Tiket masuknya Rp. 10.000.-. Ada orang yang mengatakan jangan berenang di sana, karena bisa hilang. Sebab di dalamnya ada semacam saluran yang terhubung ke tempat lain yang bisa menyedot. Namun ada juga yang mengatakan itu hanya mitos. Saya juga tidak menemukan papan peringatan untuk jangan berenang. Ketika saya berkunjung ke sana, banyak orang yang berenang-renang di dalamnya.

Telaga sunyi tidak begitu luas begitu. Kedalamannya menurut papan kurang lebih 5 M. Air di telaga ini sangat jernih dan dingin menyegarkan. Anda bisa melihat hingga ke dasarnya. Di telaga ini juga terdapat air terjun kecil yang terus mengisi telaga tersebut dengan air.

Perjalanan dari bumi kemah ke Telaga Sunyi medannya naik turun dan tidak ada angkot. Kalau jalan kaki, rasanya akan seperti trekking ke Telaga Pitu. Jika Anda tidak memiliki kendaraan pribadi, sebaiknya naik ojek. Sementara itu perjalanan dari pintu masuk tidaklah sulit.


Penulis: Dapur-uang
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://dapur-uang.com/


No comments:

Post a Comment