Wisata Sejarah Benteng Rotterdam – Somba Opu



Wisata Sejarah Benteng Rotterdam – Somba Opu
The image is Pixabay property

Benteng Rotterdam dan Benteng Somba Opu tidak dapat dipisahkan dari sejarah Sulawesi Selatan, dan merupakan situs sejarah yang letaknya di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Benteng Rotterdam merupakan salah satu obyek wisata sejarah yang paling mudah dijangkau. Benteng-benteng ini dibuat dari tanah liat dan putih telur sebagai pengganti Semen.

Benteng Rotterdam adalah salah satu benteng yang pernah dibangun dan masih terawat hingga kini (bahkan Barbara Crossette di New York Times menuliskannya sebagai the best preserved Dutch fort in Asia). Museum Benteng Rotterdam dibangunan Museum Negeri La Galigo yang menyimpan peninggalan  dari Tana Toraja. La Galigo diambil dari sebuah epos yang berjudul I La Galigo, merupakan karya sastra kebanggaan orang Bugis. Nama I La Galigo adalah salah satu tokoh ahli sastra  di kerajaan Luwu dan Wajo pada abad 14.

Pangeran Diponegoro, pemimpin perang Jawa tahun 1925-1930, pernah dibuang ke Makassar serta diasingkan selama 26 tahun di Benteng Rotterdam ini. Ada yang mengatakan bahwa benteng ini didirikan oleh Raja Gowa ke 10 pada tahun 1546. beberapa sumber menyebutkan bahwa pada hari bertepatan dengan 9 agustus 1643 atas perintah Sultan Alauddin, Benteng Ujung Pandang mulai di dirikan di sebuah ujung yang bernama ujung pandang.

Pendapat lain mengatakan Benteng ini sudah ada jauh sebelumnya. Benteng ini disebut juga Benteng Penyu karena bentuknya seperti Penyu tampak dari atas. Pada tanggal 10 Novembar 1634 di dalam benteng ini diadakan upacara membasuh panji-panji kebesaran Gowa dengan menggunakan darah. Setelah perjanjian Bungaya benteng ini jatuh ke tangan Belanda dan oleh Speelman disebut FORT ROTTERDAM. Pada masa Jepang Benteng ini berfungsi sebagai pusat penelitian ilmiah utamnya bahasa dan penelitian Budaya.

Benteng Rotterdam letaknya di pinggir pantai Kota Makassar, berseberang dengan pelabuhan Sukarno-Hatta, serta Pelabuhan penyeberangan ke Pulau Kahyangan, kurang lebih 500 meter kearah selatan terdapat Pantai losari dan Pantai Akarena.

Benteng Somba Opu

Kedudukannya sama dengan Benteng Ujung Pandang. Keduanya merupakan peninggalan sejarah Sulawesi Selatan di masa lalu. Sekarang Benteng Somba Opu masih dalam proses pemugaran kembali dengan dilengkapi museum.

Miniatur Sulawesi terletak disekitar lokasi benteng Somba Opu. Di tempat ini dibangun berbagai rumah adat tradisional dari semua suku bangsa di Sulawesi Selatan. Setiap rumah adat tersebut dibentuk secara artistik dan unik yang menggambarkan kekhususan filosofi budaya dari tiap-tiap suku bangsa di Sulawesi Selatan serta dapat ditemukan sebuah meriam bernama “Baluwara Agung” sepanjang 9 meter dengan berat 9.500 kg, dan sebuah museum yang berisi benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Gowa.

Secara arsitekturial, benteng ini berbentuk persegi empat, dengan panjang sekitar 2 kilometer, tinggi 7 hingga 8 meter, dan luasnya sekitar 1.500 hektar. Seluruh bangunan benteng dipagari dengan dinding yang cukup tebal. Di dalam benteng, terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan yang mewakili suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Kajang.

Tempat ini dijadikan pusat budaya dan sejarah. Di tempat ini pula dipusatkan kegiatan pekan sulawesi selatan yang pelaksanaannya pada bulan Oktober setiap tahun. Sejarah Benteng Somba Opu dibangun oleh Sultan Gowa ke-IX yang bernama Daeng Matanre Karaeng Tumapa‘risi‘ Kallonna pada tahun 1525. 

Pada pertengahan abad ke-16 , merupakan benteng utama Kerajaan Gowa, letakanya sangat strategis, beliau memerintahkan agar dindingnya dibuat dari tanah liat. Bangunan ini di lanjutkan oleh Sultan Alauddin. Dengan perkembangan pelabuhan Somba Opu yang sangat pesat menimbulkan kekhawatiran serangan dari luar maka benteng ini di tambah ketebalannya dan di perkuat dengan persenjataan, diperkirakan ada sekitar 280 meriam besar dan kecil dalam benteng ini.

Benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan  rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Pada tanggal 24 Juni 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan dan terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an, benteng ini ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuan. Pada tahun 1990, bangunan benteng telah sudah rusak. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

Benteng Ana Gowa

Dikenal juga dengan Benteng Batayyah, terletak di Kalurahan Bontola, kecamatan Palilangga, kabupaten Gowa. Didirikan pada abad 17, pada masa Sultan Aluddin, Raja Gowa ke 14. Benteng ini berbentuk segi 4 sama sisi yang panjang tiap tiap sisi kurang lebih dari 400 meter.

Benteng Balanipa

Benteng berlokasi di Balanipa, Sinjai utara. Berjarak 220,5 km dari kota makassar. Benteng ini di dirikan oleh salah satu aliansi dari kerajaan Lamatti, Bulo-Bulo dan Tondong yang lasim di sebut kerajaan TELLU LIMPOE. Benteng ini untuk melindungi kerajaan Tellu Limpoe yang rapuh pada saat itu karena pertarungan yang sangat hebat antara kerajaan Gowa yang di mulai pada masa pemerintahan Raja Gowa ke 9 Daeng Matanre Karaeng Manguntungi Tumapparisi Kallongna, dengan kerajaan kerajaan sekitarnya. Fungsi benteng ini dulunya sebagai pusat penumpasaan dan penahanan perampok yang berhasil ditngkap atas pemintaan Kerajaan Bone.

Benteng Baro Boso

Benteng ini belum jelas kepastian dibangun dan oleh siapa, namun diperkirakan pada abad 16. Pada masa pemerintahan Sultan Alauddin. Benteng ini Benteng yang harus dihancurkan pada masa perjanjian Bungaya 1667.

Benteng Barombong

Terletak di sebelah selatan benteng Somba Opu. Benteng terkuat yang di miliki Kerajaan Gowa, berbentuk segi 4, panjang dan lebarnya lebih dari 1 kilometer. Dilengkapi dengan Meriam. Dibangun pada abad 16 oleh Raja Gowa ke 12, Karaeng Bonto Langksa.

Benteng Galesong

Terletak dekat dengan Benteng Sanrobone di bagian selatan dan Benteng Barombong pada bagian utara. Benteng ini termasuk Benteng yang harus dihancurkan dalam perjanjian Bungaya. Benteng ini didirikan oleh Raja Gowa ke 14.

Benteng Garassi

Benteng ini adalah Benteng terkecil, dari benteng yang lainnya. Yang dibuat untuk melindungi Benteng Somba Opu yang terletak di sebalah utara dan Benteng ini termasuk Benteng yang juga harus dihancurkan dalam perjanjian Bungaya.

Benteng Kale Gowa

Terletak disebelah selatan, kurang lebih 8 kilometer dari kota makassar, daerah ini dikenal dengan nama Katangka, di kecamatan Bonto Biraeng. Benteng ini adalah Benteng tertua dari kerajaan Gowa ke 9. Benteng ini dibuat dari tanah liat. pada masa Tunipallangga, dinding Benteng ditambah dengan Batu Bata dan beliau Raja Pertama yang tinggal didalam Benteng tersebut. Panjangnya sekitar 3,5 kilometer. Sayangnya benteng ini juga harus dihancurkan dalam perjanjian Bungaya, yang tertinggal dalam Benteng ini hanya Batu pelantikan Raja-Raja Gowa Dan Sumur Kerajaan.

Benteng Mariso

Berfungsi sebagai Benteng Pelindung. Dibangun untuk memperkuat Benteng Kerajaan Gowa. Ketika itu VOC sedang giat-giatnya menyebarkan pangaruh dan kekuasaanya. Dengan ini, Sultan Hasanuddin dan Mangkubumi lainya memprakarsai dibangunnya Benteng ini. Dibangun pula parit yang panjangnya 2,5 kilometer, mulai dari Binanga-Beru sampai Ujung Tanah.

Benteng Panakkukang

Didirikan pada masa Sultan Alauddin. Benteng ini dikuasai oleh Belanda pada tanggal 12 juni 1660. Dalam perjanjian Bungaya maka dibuatlah ke sepakatan tentang kedudukan benteng ini. Benteng ini diserahkan kembali pada pihak Gowa pada tanggal 1 Desmber 1660 setelah Sultan Hasanuddin menandatangani perjanjian tersebut.

Benteng Sanrobone

Benteng ini sudah hancur. Bentuknya seperti buritan perahu yang memanjang dari utara ke selatan. Terbuat dari batu bata dengan ukuran yang tidak menentu. Ratarata ukuran batu batanya 44 cm dan lebar 5,5 cm. Benteng ini pada bagian selatan 334 meter, bagian barat 573 meter dan bagian timur 707 meter. Didirikan oleh Raja Gowa ke 9.

Benteng Tallo

Benteng ini didirikan oleh dan pada tahun yang tidak diketahui, namun ada yang berpendapat bahwa yang membagun benteng ini adalah Raja Tallo pertama yaitu Karaeng Lowe ri sero. Dan pembangunannya dilanjutkan oleh Sultan Alauddin dengan mengunakan batu bata. Benteng ini mempunyai fungsi ganda yaitu selain menjadi istana atau pusat pemerintahan kerajaan tallo, juga sebagai Benteng pertahanan kerajaan Gowa pada abad 17. Panjang Benteng ini 1000 meter. Berbentuk segiempat dan oleh masayarakat setempat disebut MACCINI SOMBALA. Masih bisa dilihat garis benteng atau dinding Benteng yang terletak di pesisir pantai Tallo.

Benteng Ujung Tanah

Benteng ini dibuat pada masa Raja Gowa ke 12. Ketika itu di buat dari tanah lihat dan oleh Sultan Alauddin diganti menjadi bata. Pada masa Sultan Hasanuddin Benteng ini diperkuat lagi, dan berfungsi sebagai benteng pelindungan Benteng Somba Opu. Benteng ini pun hancur sesuai dengan perjanjian Bungaya 1669.


Penulis: Wisata Sulawesi 
Lihat artikel menarik lainnya dalam https://wisatasulawesi.wordpress.com


No comments:

Post a Comment