Cara Ampuh Mengatasi Kecanduan Smartphone



Cara Ampuh Mengatasi Kecanduan Smartphone
The image is Pixabay property

Di jaman yang sebar praktis ini, kita mempunyai kebutuhan yang dituntut untuk menggunakan smartphone setiap saat setiap waktu, karena memang kecanggihan smartphone yang luar biasa, dan ada juga beberapa aktifitas yang dapat dikendalikan secara mudah hanya dengan bantuan perangkat pintar ini.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim psikolog University of Derby, menyatakan bahwa orang yang kecanduan smartphone mempengaruhi perkembangan psikologi dari karakter para penggunanya.

Lebih lanjutnya, psikolog Dr. Deepika Chopra mengatakan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan disebabkan salah satunya oleh pengaruh sosial media. Dengan terlalu banyaknya jejaring sosial di smartphone, maka dapat menyita waktu para penggunanya dengan lebih banyak. Dimana porsi waktu penggunaan jejaring sosial yang lebih banyak dapat ‘membunuh’ kehidupan sosial penggunanya di kehidupan dunia nyata.

Untuk itu, lebih baik mencegah hal tersebut sebelum menjadi lebih parah, berikut ini tips agar tidak kecanduan gadget atau smartphone.

1. Batasi pemakaian smartphone dengan aplikasi 

Cara ini cukup ampuh agar anda tidak menggunakan smartphone sesuai dengan yang sudah anda atur sebelumnya, pada tips yang pertama ini saya merekomendasi aplikasi bernama “Forest” sebenarnya selain aplikasi tersebut masih banyak lagi aplikasi dengan fungsi yang sama.

Aplikasi forest sangat unik menurut saya cara kerjanya yaitu anda hanya menanam pohon dengan waktu semakin lama semakin besar pohon yang ditanam, ketika sedang menanam pohon anda tidak dapat mengakses smartphone, jika hal itu terpaksa dilakukan pohon yang anda tanam akan mati.

Aplikasi forest tersedia di iOS, Android, Windows phone, Chrome, Firefox. Anda dapat mengunjungi website Forestapp.cc.

2. Matikan notifikasi aplikasi sosial media 

Terkadang notifikasi dari sosial media membuat tangan gatal untuk membukanya saat itu juga mungkin hal ini itu yang membuat amda menjadi kecanduan aplikasi sosial media di smarthpone.

Jika anda merasa notifikasi itu tidak begitu penting, maka anda dapat menonaktifkan atau mematikan aplikasi sosial media tersebut, hal ini cukup mengurangi kecanduan pada smartphone.

3. Cari kegiatan atau aktifitas fisik 

Jika anda tidak memiliki aktifitas fisik, usahakan jangan hanya terpaku pada smartphone, cari aktifitas yang bermanfaat seperti membantu orang tua, mengerjakan tugas dan masih banyak lagi.

Anda memiliki aktifitas yang perlu dikerjakan, tetapi aktifitas tersebut masih ditunda untuk dilakukan, untuk itu mulai sekarang berusaha untuk mengutamakan menyelesaikan aktifitas atau pekerjaan yang diutamakan.

4. Interaksi di dunia nyata 

Perbanyakan interaksi di dunia nyata adalah cara selanjutnya yang dapat meminimalisir penggunaan smartphone, karena dengan komunikasi yang melibatkan bahasa tubuh akan memberikan lebih banyak pemahaman terhadapat lawan bicara sehingga respon yang lebih baik dan tepat.

5. Olahraga

Dengan memperbanyak berolahraga, maka secara tidak langsung penggunaan smartphone kamu sedikit berkurang, selain itu dengan berolahraga mengatasi rasa depresi yang mungkin timbul akibat penggunaan smartphone yang berlebihan.

6. Jangan membuka hal-hal yang berbau pornografi 

Pornografi sangat membuat kecanduan, seseorang yang kecaduaan akan sangat sulit untuk menghindarinya. Oleh karena itu, mulai dari sekarang tidak menyimpan hal-hal pornografi ke dalam smartphone.

Pesan terakhir saya sebanyak apapun tips diatas jika tidak diserta niat hasilnya akan nihil. Selanjutnya saya akan membagikan tips cara mengatasi kecanduan game pada anak-anak.

Dari waktu ke waktu, perkembangan teknologi membuat pengguna menjadi semakin mudah dalam menjalani beraktifitas. Semua hal yang biasanya dilakukan oleh manusia, kini bisa digantikan oleh robot dan aplikasi lainnya. Hal ini tentunya bisa meringankan kinerja manusia dan berdampak positif untuk kita semua. Sayangnya, perkembangan teknologi tidak semuanya memiliki dampak yang positif. Teknologi juga bisa menimbulkan efek negatif, terutama pada anak-anak.

Teknologi apakah yang berdampak negatif pada anak? Jawabannya cuma satu, yakni game. Game merupakan salah satu teknologi yang seharusnya dimainkan oleh orang dewasa, namun saat ini sudah banyak dimainkan oleh anak-anak. Akibatnya, anak-anak menjadi tua lebih awal dari waktu yang sudah ditentunkan. Padahal, kedewasaan mereka belum bisa mencerna permainan game yang dimainkan oleh orang dewasa. Permasalahan ini sempat disinggung oleh Wahyu Farrah Dina yang merupakan Direktur Indonesia Heritage Foundation.

Menurutnya, game bisa berdampak buruk pada anak-anak, apalagi jika game tersebut mengandung unsur kekerasan. Berdasarkan para ilmuwan di Iowa State University Amerika Serikat yang telah melakukan penelitian, bermain game yang mengandung kekerasan selama 20 menit dapat mematikan rasa. Ini artinya, anak-anak bisa melakukan tindak kekerasan tanpa mereka sadari. Bisa jadi, segala adegan kekerasan pada game yang mereka mainkan akan ditiru dan diaplikasikan di dunia nyata, seperti menyakiti teman-teman di sekitarnya. Lebih parah lagi, jika anak-anak sampai kecanduan memainkan game tersebut.

Untuk menangani anak yang kecanduan game, Wahyu Farrah Dina memberikan solusinya. Dia telah menyiapkan beberapa kiat khusus agar anak-anak Anda tidak kencaduan game lagi. Apa saja kiat-kiat tersebut?

Orang tua harus menyusun jadwal aktifitas anak sebagai pengganti bermain game. Misalnya, waktu bermain game diganti dengan kegiatan lain, seperti olahraga di sekitar rumah, seni melukis atau menggambar, mengajaknya jalan-jalan, dan lain-lain.

Orang tua perlu menjauhkan perangkat game dan aplikasi game dari jangkauan anak-anak secara bertahap. Kalau perlu, orang tua harus menyembunyikan perangkat game yang tidak diketahui oleh anak-anak. Tapi ingat, tindakan ini harus dilakukan secara bertahap agar sang anak tidak kaget dengan perubahan yang mereka alami dan membuatnya terbiasa.

Kalau orang tua tidak bisa menyembunyikan perangkat game dari anak-anak, setidaknya mereka bisa menaruh perangkat tersebut di ruang terbuka, seperti di ruang keluarga atau ruang tamu. Intinya, jangan pernah meletakkan perangkat game di kamar anak karena takutnya anak bisa memainkan game lagi saat tidak dalam pengawasan orang tua. Selain itu, jika diletakkan di ruang terbuka, orang tua bisa mengawasi anak dan menegurnya kalau mereka akan bermain game.

Orang tua tidak disarankan untuk memperkenalkan game pada anak di bawah usia 8 tahun. Namun, jika game tersebut termasuk game edukasi, maka anak-anak tetap boleh memainkannya.

Demikian tadi, beberapa cara menangani anak yang kecanduan game. Semoga artikel ini bisa membantu.


Penulis: Kabar Seluler
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://www.kabarseluler.com


No comments:

Post a Comment