Pakai Headset Terlalu Lama Merusak Telinga



Pakai Headset Terlalu Lama Merusak Telinga
The image is Pixabay property

Beberapa orang memiliki cara tersendiri ketika mengalami sulit tidur, salah satunya dengan memakai headset untuk mendengarkan lagu. Padahal hal ini bisa menimbulkan masalah jika dipakai secara berlebihan karena memicu gangguan pendengaran. Namanya trauma akustik.

Dokter spesialis telinga RSUD dr Soetomo dr Nyilo Purnami SpTHT-KL(K) mengungkapkan, trauma akustik adalah cedera pada sistem pendengaran di telinga dalam. Penyebabnya adalah paparan suara yang sangat keras. "Pakai headset pun ada aturannya," ujarnya.

Menurut dia, mendengarkan suara musik dengan headsetsebaiknya memperhatikan tiga hal. Mulai durasi, intensitas, hingga frekuensi. Intensitas atau volume suara maksimal 60 persen saja.

Selain itu, waktunya paling lama sejam. Lebih dari itu, risiko trauma akustik makin tinggi. Contohnya ketika membiarkan headset menempel di telinga sampai berjam-jam. Ada beberapa gejala yang menunjukkan seseorang terkena trauma akustik. Yang pertama, terdengar suara mendenging setelah terpapar suara.

Selanjutnya, ada penurunan pendengaran. Tanda itu disertai vertigo dan pandangan yang berputar. Tidak jarang yang sampai muntah-muntah dan harus opname di rumah sakit. "Intinya, jangan disepelekan. Tanda awal telinga mendenging itu bukan lagi karena dirasani orang," kata Nyilo.

Alumnus FK Unair itu menyebutkan, trauma akustik menyerang telinga bagian dalam. Letaknya dekat sekali dengan organ yang mengatur keseimbangan. Karena itu, pada mereka yang terkena, ada tanda-tanda kehilangan keseimbangan.

Menurut dia, organ telinga sangat canggih, tapi juga sangat rentan. Bentuknya kecil dan strukturnya halus. Saat suara bising masuk, telinga langsung mengeluarkan sistem perlindungan supaya masalah tidak sampai diteruskan ke saraf pusat di otak. "Bagian telinga yang kena gangguan itu bisa sampai putus," ucapnya.

Menurut Nyilo, langkah terbaik adalah pencegahan. Saat melakukan kegiatan yang berpotensi mengganggu pendengaran, sebaiknya gunakan pelindung telinga. Ada beberapa bentuk pelindung telinga. Ada yang mirip sumpelan di kuping atauheadphone. "Kalau suka mendengarkan musik, jangan terlalu keras," ucapnya.

Namun, jika sudah muncul tanda gangguan pendengaran, sebaiknya segera ke rumah sakit. Untuk tahap awal, dokter akan memberikan obat anti-inflamasi.

Tujuan pengobatan adalah melindungi telinga dari kerusakan yang lebih lanjut. Misalnya jika diperlukan tindakan perbaikan gendang telinga dan tulang pendengaran. Kalau penanganan telat, kerusakan akan berat dan sulit diperbaiki.
"Kalau segera diatasi, akan membaik. Jika tidak, berpotensi terjadi ketulian," tutur Nyilo.

Gangguan pendengaran memang bisa bersifat permanen dan sulit kembali meski dengan pengobatan. Dia mencontohkan, ada seorang pasien trauma akustik yang mengalami tuli mendadak. Ada juga pasien yang terpapar loudspeaker saat menghadiri acara. 

Selain itu beberapa masalah telinga bisa disebabkan oleh beberpa faktor kebiasaan. Berikut beberapa kebiasaan yang tanpa disadari dapat merusak telinga.

Kebiasaan mengorek telinga

Mengorek telinga terlalu dalam dapat melukai gendang telinga dan berujung pada kerusakan pendengaran. Selain itu gendang telinga yang luka juga rentan terhadap infeksi dan cedera pendengaran lainnya. Untuk itu ada baiknya jika Anda berhati-hati dan lakukan secara benar saat membersihkan telinga.

Bekerja di lingkungan yang bising

Polusi suara dari lingkungan juga dapat merusak pendengaran. Oleh karena itu, bagi Anda yang bekerja di lingkungan yang bising sebaik lebih berhati-hati. Dan sangat dianjurkan untuk menggunakan peredam intensitas suara saat bekerja.

Berenang tanpa ear plug

Air yang kemungkinan masuk ke telinga saat berenang juga berpotensi merusak pendengaran. Karena, jika air terlalu dibiarkan berlama-lama di dalam, telinga akan menjadi tempat favorit jamur dan bakteri jahat untuk tumbuh. Jadi saat air masuk ke dalam telinga, segera keluarkan dengan cara menggerakan kepala dari satu sisi ke sisi lain.


Penulis : Dirk/jpnn
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://wartakesehatan.com


No comments:

Post a Comment