Entrepreneur adalah Modal Sukses MEA



Entrepreneur adalah Modal MEA
The image is Pixabay property

Asyik dan menarik, kesan itu selalu melekat jika kita berbicara berkenaan dengan topik Entrepreneurship, Apa sih Entreprenuer itu? Entrepreneur itu adalah bahasa keren dari pengusaha. Entreprenuership adalah jiwa ke”pengusaha”an itu sendiri. Tahun 2015 menjadi tahun yang hebat, terutama bagi kita anak muda indonesia. Karena kita akan memasuki era baru, yaitu MEA (Masyarakat ekonomi Asean) yang menetapkan sistem ekonomi pasar bebas. 


Mungkin ada beberapa diantara kita yang berfikiran “Itu kan urusannya orang gede, ahli ekonomi, para investor, dan bukan urusan kita para pelajar, urusan kita adalah belajar!” Pemikiran seperti ini memang benar, tapi apakah para investor itu hidup abadi? Orang gede tidak akan terganti? Ahli ekonomi tidak akan mati? Bukankah setelah masa mereka akan tiba masa kita? Bukankah anak muda sekarang adalah generasi penerus bangsa? Oleh karena itu pemuda indonesia juga harus punya andil, setidaknya menyiapkan modal untuk memasukj era baru yang fenomenal ini. Apa modalnya? Yaitu Jiwa entrepreneurship!

“Apa pentingnya sih jiwa entrepreneurship? Tidak semuanya kita ingin jadi pengusaha, gimana yang mau jadi ustadz? Dokter? Dll?” Siapa bilang jika kita punya jiwa entrepreneurship berarti kita harus jadi pengusaha? Tidak benar, Jiwa entrepreneurship ini dikembangkan agar kita mampu bertahan dan bersaing di dalam ketatnya persaingan dalam era pasar bebas yang kata sebagian pengamat ekonomi adalah “Ancaman bagi ekonomi negara” dan sebagian yang lain berkata “Peluang Besar untuk memajukan ekonomi Indonesia”. Entrepreneurship juga bukan hanya sekedar jiwa dagang, tapi juga etos kerja yang bersandar pada semangat kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Kerja keras adalah tugas fisik kita, kerja cerdas adalah tugas akal kita dan kerja ikhlas adalah tugas hati kita.

“Lalu bagaimana cara menumbuhkan jiwa entrepreneurship yang baik?” Jiwa entrepreneurship harus ditumbuhkan dengan iman dan optimisme. Jika kita sudah punya keyakinan seperti ini barulah kita punya optimisme untuk menjemput rezeki kita, bukan mencari tapi menjemput, jika mencari belum tentu ada, tapi jika menjemput berarti sudah ada tinggal dijemput aja. Pedoman hidup manusia mengajarkan etos kerja, kita kerahkan usaha terbaik kita, biar Tuhan yang menentukan hasilnya untuk kita. Ingat Tuhan tidak pernah tidur dan melupakan orang yang percaya dan berusaha keras.

Kemudian kejujuran, karena kejujuran adalah sifat mulia yang selalu ditekankan untuk dimiliki dan jiwa entrepreneurship yang baik tidak akan dapat tumbuh tanpa sifat Jujur. Lalu Inovatif dan kreatif, anak muda Indonesia hendaknya menjadikan kedua sifat ini sebagai ciri khas bangsa indonesia, mengapa? Karena Sumber daya alam di indonesia ini adalah salah satu yang terbaik di dunia, dan itu harus didukung dengan sumber daya manusia yang kompeten juga. Jangan kita hanya pasif menunggu operan bola yang datang.

Dalam suatu kesempatan salah satu ikon pengusaha Indonesia yaitu Ir. Ciputra menyebutkan bahwa salah satu faktor kemiskinan di Indonesia ini adalah kurangnya inovasi dan kreativitas dari penduduknya dan sistem pendidikan di indonesia tidak menumbuhkan jiwa entrepreneurship yang baik, kampus-kampus lebih banyak menyediakan sarana pencari kerja dibanding pencipta lapangan kerja. 

Sehingga secara tidak langsung memberi dampak tercetaknya akademisi dan sarjana yang kurang kreatif dan produktif serta terbiasa mengandalkan gaji. Hasilnya? Banyak pengangguran terdidik di indonesia, coba bayangkan jika kita bisa lebih kreatif dan inovatif serta berfikir untuk lebih menciptakan lapangan kerja daripada melamar pekerjaan. Banyak hal baik yang akan  terjadi, potensi kita akan berkembang, kita turut serta mengecilkan tingkat pengangguran yang berarti kita juga berperan dalam menaikkan kesejahteraan orang banyak. 

Selanjutnya adalah tulus, inilah elemen yang menjadikan jiwa entrepreneurship ini memiliki ‘ruh’, mendapat berkah dan mencegah kita untuk melenceng dari jalan keridhoan Tuhan dan menjadi alarm bagi kita ketika kita tanpa sadar melakukan hal-hal yang diharamkan. Setetes kesombongan dapat membubarkan segalanya, bukan cuma jiwa entrepreneurship kita, tapi juga hidup kita,lahir dan batin.

Bayangkan nikmat apa saja yang akan kita dapatkan jika kita berhasil mengaplikasikan jiwa entrepreneurship yang baik ini dalam diri kita, lebih-lebih lagi untuk berlomba-lomba dalam menjalani MEA. Sekali lagi saya tekankan, bahwa dengan memiliki jiwa entrepreneurship bukan berarti kita harus jadi pengusaha, tapi jadi apapun yang kita inginkan. Namun jika kita ingin jadi pengusaha, membuka usaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain, jiwa entrepreneurship ini adalah modal utama untuk sukses sebagai pengusaha yang baik.

Akhir kata, saya tutup dengan sebuah perkataan yaitu ”Success is choice, not destiny” jadi jangan takut untuk sukses. Thanks for reading, Semoga bermanfaat.


Penulis: Bageer Ghaniem
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://geszhanov.blogspot.co.id


No comments:

Post a Comment