Hal Unik Dalam Uang Rupiah



Hal Unik Dalam Uang Rupiah
The image is Pixabay property

Sebagai warga Indonesia kita menggunakan rupiah untuk setiap transaksi, sebab rupiah adalah mata uang resmi negara kita. Nama rupiah sendiri diambil dari bahasa Mongolia yaitu "rupia" yang berarti perak, mata uang India (rupee) memiliki arti yang sama dengan rupiah yaitu perak, meski begitu rupiah bukanlah turunan dari rupee dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan rupee.


Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas beberapa fakta unik dan komplikasi rupiah, yaitu:

1. Rupiah Bukanlah Mata Uang Pertama Indonesia Setelah Kemerdekaan

Kalau rupiah bukan mata uang Indonesia yang pertama, lalu apa mata uang pertama Indonesia setelah merdeka? Mata uang resmi pertama di Indonesia pasca kemerdekaan adalah ORI. ORI sendiri merupakan singkatan dari Oeang Republik Indonesia. ORI memiliki jangka waktu peredaran selama 4 tahun yaitu dari 1945-1949. Walaupun sudah digunakan sejak tahun 1945, ORI baru diresmikan pada tahun 1946 lebih tepatnya pada 30 Oktober 1946. Pada masa itu nilai ORI sangat rendah jika dibandingkan dengan mata uang lain yang dikeluarkan oleh de Javasche Bank. Padahal ORI merupakan mata uang yang bisa dibilang sangat langka dan bernilai sangat tinggi.

2. Terdapat Lagu Indonesia Raya pada Uang Rp 50.000 W.R. Soepratman

Uang Rp 50.000 W.R. Soepratman diproduksi pada tahun 1999, dan sudah tidak berlaku lagi untuk digunakan pada saat ini. Namun tahukah anda kalau di uang tersebut terdapat teks lagu Indonesia Raya dengan ukuran sangat kecil? Teks Indonesia Raya dalam uang tersebut terletak di atas tulisan Bank Indonesia. Lagu Indonesia Raya dalam uang tersebut ditulis sebanyak 5 kali. Entah apa tujuan ditulisnya teks lagu Indonesia Raya tersebut, apakah untuk menghindari pemalsuan uang atau hanya untuk mengenang Wage Rudolf Soepratman sebagai pembuat lagu Indonesia Raya.

3. Indonesia Pernah Mengeluarkan Uang Rupiah Bernominal Besar dalam Bentuk Logam

Uang logam bernominal besar? Seberapa besar, Rp 10.000? Rp 20.000? Rp 50.000? atau bahkan Rp 100.000? Jawabanya adalah Rp. 850.000, dalam bentuk logam. Uang tersebut diproduksi pada tahun 1995 dan hanya diproduksi sebanyak 3.000 keping. Uang tersebut banyak diburu para kolektor dan memiliki harga yang fantastis, yaitu berkisar antara 25 juta sampai 30 juta rupiah per kepingnya (dipengaruhi oleh harga emas dan beberapa faktor lain).

Uang tersebut terbuat dari emas dan memiliki berat 50 gram per keping. Sisi uang tersebut masing-masing bergambar Presiden Soeharto dengan tulisan "Lima Puluh Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia" dan Burung Garuda.

4. "Rupiah" Riau dan "Rupiah" Irian Barat

Riau pernah memiliki mata uang sendiri pada sekitar tahun 1960. Namun berdasarkan keputusan presiden pada tanggal 1 Juli 1964, "Rupiah" Riau sudah tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Value "Rupiah" Riau lebih tinggi dibanding rupiah, 1 "Rupiah" Riau = 14,7 Rupiah. Mungkin anda kaget melihat nominal yang tidak biasa yaitu 2 1/2 Rupiah. Uang tersebut adalah "Rupiah" Irian Barat. Uang tersebut tersebar dari tahun 1961 sampai 1971, dan dihapuskan pada tahun 1974. 1 "Rupiah" Irian Barat = 18,9 Rupiah.

5. Hampir Semua Uang Kertas Rupiah Memiliki Pahlawan (di bagian depan) dan Tempat atau Kebudayaan (di bagian belakang) yang Berasal dari Daerah yang Sama

Sebagai contoh, uang Rp 1.000,- pada bagian depan terdapat Kapitan Patimura dan bagian belakangnya terdapat Pulau Maitara dan Tidore yang sama-sama berasal dari Maluku. Uang Rp 20.000 pada bagian depan terdapat Otto Iskandar Dinata dan bagian belakangnya terdapat kebun teh yang keduanya sama-sama berasal dari Kota Bandung. Contoh berikutnya adalah uang Rp 50.000,- pada bagian depannya terdapat I Gusti Ngurah Rai dan pada bagian belakangnya terdapat Tanah Lot, keduanya sama-sama berasal dari Bali.

6. MoneyChoice.org Menetapkan Rp 20.000 Ki Hajar Dewantara Sebagai Uang Teraneh di Dunia

MoneyChoice.org adalah sebuah website yang membahas mengenai suku bunga, bagaimana menggunakan uang dengan bijaksana, dan hal-hal semacamnya. Money Choice mengatakan bahwa wajah Ki Hajar Dewantara dalam uang tersebut terlihat seperti sedang kebingungan. Kira-kira beginilah pernyataannya.

"Indonesia’s 20,000 rupiah note features an interesting combination of colors and imagery. Ki Hadjar Dewantara, the ex-Minister of Education and Culture, graces the front of the note, wearing a puzzled-looking expression. Due to inflation, denominations under 100 rupiah are hardly ever used. Apparently, many Indonesian stores round their prices and may give out candy to cover any difference. Anything under 50 rupiah isn’t circulated – even though one rupiah is still considered legal tender. Currently, the largest Indonesian banknote is 100,000 rupiahs, the equivalent of approximately US$10.64.

7. Habibie Pernah Tekan Rupiah dari Rp 16.800/USD Hingga Angka Rp 6.500/USD

Pada awal tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menyebabkan rupiah berada di angka Rp 14.800 per USD dan pernah menyentuh angka Rp 16.800 pada bulan Juni 1998. Namun angka tersebut berhasil ditekan oleh Presiden B. J. Habibie hingga dibawah angka Rp 7.000. Berbagai cara dilakukan BJ.Habibie untuk menguatkan rupiah. Selain berhadapan dengan nilai rupiah yang sangat lemah, Habibie juga berhadapan dengan invertensi ekonomi yang dipaksakan IMF.

IMF memaksa Habibie untuk menghapus kebijakan subsidi BBM, namun hal ini ditolak oleh Habibie. Pada saat itu Habibie mempertahankan harga BBM agar terjangkau oleh rakyat, harga Premium Rp 1.000 dan Solar Rp 550. Keputusan Habibie ini dikritik keras oleh IMF. Beberapa kebijakan dilakukan Habibie untuk menguatkan perekonmian Indonesia, kebijakan-kebijakan tersebut antaralain.
  • Membentuk Unit Pengelola Aset Negara dan BPPN untuk melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan.
  • Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negri dan mengimpletasikan reformasi yang disyaratkan oleh IMF.
  • Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli Persaingan yang Tidak Sehat.
  • Dll.

Rupanya upaya-upaya tersebut berhasil dengan rupiah yang berada di level Rp 6.500. Kalau Habibie bisa sehebat itu, kenapa masa jabatannya hanya 18 bulan dan tidak diperpanjang sampai sekarang saja? Karena disaat Habibie sukses menguatkan rupiah hingga sejauh itu, DPR dan MPR menggalang mosi tidak percaya dan menolak laporan pertanggung jawabannya di hadapan MPR. Habibie-pun kecewa dan enggan mengikuti pemilihan presiden selanjutnya.

8. Terdapat Emoticon Smile di Kancing Pattimura pada Uang Rp 1.000

Entah disengaja atau tidak, terdapat emoticon smile di kancing kedua pada gambar Kapitan Pattimura di uang Rp 1.000. Cobalah lihat uang seribu anda dengan teliti, apakah anda menemukannya?

9. Komplikasi pada Uang Rp 10.000

Apabila anda melipat uang kertas Rp10.000 1/4 ke atas dan 1/4 ke bawah, maka anda menemukan gambar gunung. Tentu anda mengira gambar tersebut adalah lambang iluminati kan? Saya-pun juga berpikir begitu. Namun ada juga yang menyangkal hal tersebut. Hampir mirip seperti apa yang saya tuliskan di poin nomor  5,

Ada yang berpikir bahwa gambar tersebut merupakan salah satu unsur Palembang yaitu Tanjak Palembang (Sultan Mahmud Badarudin II pada bagian depan uang tersebut juga berasal dari Palembang) selain itu banyak juga unsur segitiga yang melambangkan ciri khas Palembang.

Itulah hal unik dalam uang rupiah. Semoga bermanfaat.


Penulis: Fatih Daffa
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://infindonesia.blogspot.co.id


No comments:

Post a Comment