Hidup Susah Karena Mental Orang Miskin



Hidup Susah Karena Mental Orang Miskin
The image is Pixabay property

Mental orang miskin ini yang akan membuat kita tidak akan pernah kaya dan menderita selamanya. Kenapa kebanyakan orang belum sanggup meraih kemakmuran seperti yang diharapkan? Mungkin karena diam-diam ada mentalitas miskin yang bersemayam dibalik relung jiwa kita. Sejenis mentalitas yang tanpa kita sadari mensabotase jalan pikiran kita untuk meraih kemakmuran. Jalan pikiran yang justru terus menuntun kita tersesat dalam hidup yang susah dan nestapa.


Ada tiga jenis mentalitas miskin yang layak kita ketahui. Apa saja itu? Kita akan bedah tuntas dalam artikel ini. Jejak mentalitas miskin ini dipicu oleh sejumlah komentar atas tulisan saya dulu yang bertajuk "Bagaimana Mempunyai Saldo Tabungan 1M Sebelum Usia 35 tahun?". Artikel itu saya share di laman Facebook Page dan muncul beragam komentar. Ada sejumlah komentar negatif nan kelam yang sejatinya mencerminkan mentalitas miskin (dan persis itulah yang mungkin membuat mereka tidak pernah bisa jadi kaya).

Dari komen-komen itu, ada 3 kategori mentalitas miskin yang layak kita kenang. Mari kita jelajahi satu demi satu.

Mentalitas Miskin # 1 : Pola Pikir Instan dan Tidak Respek dengan Proses

Salah satu komentar terhadap tulisan itu seperti ini : Mau punya 1M sebelum usia 35 tahun? Gampang, korupsi saja. Komentar semacam itu amat kelam, dan menunjukkan otak komentatornya sudah sukses “di-brainwash” oleh media. Media memang suka menjual berita negatif, dan impaknya amat tragis, banyak orang lalu merasa hanya bisa kaya kalau korupsi. Betapa muramnya. Itulah sebabnya sejak 7 tahun yang lalu saya tidak pernah menonton berita televisi, karena memang isinya berita negatif yang membunuh optimisme kita.

Lebih dari itu, orang yang dengan mudah bilang jika ingin kaya, lakukan korupsi itu benar-benar telah terjebak dalam pola pikir instan yang kelam. Orang seperti ini abai dengan fakta begitu banyak jutaan anak muda yang kaya karena usaha keringat mereka sendiri. Saya sudah sangat sering menulis cerita tentang anak-anak muda yang berbisnis dengan profit puluhan bahkan ratusan juta per tahun, atau ada anak lulusan SMP dan STM yang mengubah nasib dengan kekuatan internet dan kreativitas. Dengan proses yang gigih dan berdarah-darah.

Media dan orang-orang yang bodoh akan dengan mudah bilang jika ingin kaya, korupsi saja. Ini jenis mentalitas miskin yang semiskin-miskinnya. Orang yang komen seperti itu punya pikiran instan dan kemungkinan besar memang tidak pernah bisa makmur sepanjang hidupnya. Orang yang komen seperti itu memang amat layak hidup susah untuk selamanya.

Mentalitas Miskisn # 2 : Kepercayaan Diri dan Optimismenya Level Rendah

Komentar lain yang muncul dalam artikel itu adalah seperti ini "Punya tabungan 1M? Jangan menghayal dan melamun, nanti malah gila". Komentar seperti itu yang jangan-jangan membuat negeri Indonesia terpuruk dan terjajah ratusan tahun. Sebab mentalitas penduduknya memang rendah. Otak kita itu harganya triliunan, bahkan priceless. Dengan kekuatan otak yang maha dahsyat ini kita bisa mengubah nasib dan merajut kemakmuran yang amat masif.

Langsung mengatakan jangan menghayal adalah statement yang benar-benar menghina kekuatan otak yang Anda miliki. Maka wajar jika dalam sebuah pameran neurology science, replika otak orang Indonesia harganya paling mahal sedunia. Sebab jarang dipakai. Jadi masih entreyen dan mulus.

What you think is what you get.

Jika Anda memang selama ini membayangkan punya tabungan 1M itu hanyalah khayalan dan lamunan palsu, dalam kenyataannya Anda tidak akan pernah meraihnya. Jangan pernah takut untuk bermimpi. Dan jangan pernah ragukan potensi kekuatan otakmu untuk mengubah jalan hidup. Jika membaca judul Bagaimana Punya Tabungan 1M Sebelum Usia 35 tahun, langsung hati kecil Anda mengatakan itu tidak mungkin maka itu artinya Anda sudah menulis sejarah kelam Anda masa depan.

Pesismisme, rasa tidak percaya diri dan keraguan akan sukses membunuh masa depan anda dengan sempurna. Itulah mentalitas miskin yang diam-diam bersemayam dalam jutaan anak manusia. Dan itulah mentalitas yang membuat jutaan anak muda gagal jadi orang kaya dan makmur.

Mentalitas Miskin # 3 : Filosofi Hidup yang Salah Kaprah

Komentar berikutnya yang juga amat sering muncul adalah seperti ini "Untuk apa mengumpulkan harta 1M, kekayaan tidak akan dibawa mati. Lebih baik ibadah saja". Kalimat yang kelihatannya indah, namun secara filosofis ada sejumlah problem didalamnya. Mengatakan kekayaan tidak akan dibawa mati adalah statement yang agak naif, menganggap semua harta adalah hanya untuk foya-foya. Kekayaan akan Anda bawa hingga mati jika Anda gunakan untuk membangun mesjid dan perpustakaan gratis, membiayai sekolah ratusan anak yatim sekolah atau untuk membiayai umroh sanak saudara dan kerabat. Atau membiayai biaya kesehatan orang tua dan biaya sekolah adik-adik kita.

Komentar seperti diatas juga mendikotomikan kekayaan dan religiusitas, seolah-olah jika jadi kaya kita tidak akan rajin ibadah. Betapa ngawurnya. Faktanya, mesjid-mesjid disejumlah perumahan mewah justru selalu ramai saat sholat Subuh, bahkan jika bukan dalam bulan Ramadhan. Saya malah punya keyakinan yaitu semakin Anda kaya, Anda justru akan makin religius dan rajin ibadah. Yang kelam adalah seperti ini "sudah gajinya sekelas UMR, lalu tidak pernah sholat Subuh di Mesjid. Namun berkomentar, untuk apa kaya, perbanyak ibadah saja".

Mungkin komentar mulia nan religius itu sekedar untuk menutupi ketidakmampuannya mengubah nasib menjadi manusia yang lebih makmur. Supaya jadi nampak lebih keren, dia gunakan komen seperti diatas. Kenapa harus mengkontradiksikan kekayaan dan sikap ibadah, seolah-olah kalau kaya tidak rajin ibadah, dan kalau hidup miskin pasti soleh. Sebuah asumsi yang amat keliru. Dan kita tahu, kemiskinan itu justru mendekatkan kita pada kekufuran. Mentalitas miskin itu mestinya kita ubah jadi mentalitas kaya, selalu percaya bahwa Tuhan itu Maha Kaya, dan mencari rezeki yang barokah demi manfaat bersama adalah juga jalan ibadah yang mulia.

Demikianlah tiga jenis mentalitas miskin yang diam-diam sering membayang dalam jiwa kita. Renungkan tiga jenis mentalitas miskin itu, apakah selama ini Anda terperangkap didalamnya.

Be grateful. Be kind. Be richer.


Lihat artikel menarik lainnya dalam http://strategimanajemen.net


No comments:

Post a Comment