Hipnotis, Ini yang Terjadi pada Otak Saat Kita



Hipnotis, Ini yang Terjadi pada Otak Saat Kita
The image is Pixabay property

Jika kita melihat orang yang sedang dihipnotis baik itu di televisi atau pun secara langsung, mungkin ada diantara anda yang ragu akan kebenarannya, bisa saja hanya pura-pura atau sekedar acting yang dilakukan korban hipnotis Dan semata-mata hanya untuk hiburan. Tidak hanya untuk kebaikan atau hiburan, hipnotis juga banyak disalahgunakan, misalnya pada aksi perampokan dimana penjahat menghipnotis korbanya. Jika anda berbicara dengan korban hipnotis, mereka mengatakan bahwa ada suatu dorongan untuk memberikan hartanya kepada penjahat tanpa paksaan. Mungkin mereka sadar, akan tetapi tidak berdaya untuk melawan dorongan itu.


Hipnotis sudah di kenal sejak lama oleh manusia. Dalam dunia medis, hipnotis merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membantu mengobati kondisi medis tertentu. Tapi sayangnya, banyak pasien yang skeptis akan manfaat potensial hipnotis dalam pengobatan. Hipnotis merupakan bentuk psikoterapi pertama di dunia Barat, namun hanya sedikit yang di ketahui tentang cara kerjanya. Namun saat ini sudah terungkap apa saja yang terjadi pada otak saat kita memasuki kondisi hipnotis.

Studi terbaru yang dipimpin oleh David Spiegel, psikiatri Stanford University School of Medicine akhirnya mengungkap perubahan nyata yang terjadi pada otak ketika memasuki kondisi hipnotis. Dilansir dari situs Health.com, Spiegel dan teman-temannya mengumpulkan 57 orang sebagai relawan studi. Setelah menjalani tes, ternyata 36 di antaranya menunjukan kerentanan yang tinggi terhadap hipnotis, sementara sisanya tampak tidak terlalu rentan.

Menggunakan MRI, peneliti tersebut mengukur aktivitas otak berdasarkan perubahan aliran darah. Pengukuran tersebut dilakukan saat para relawan istirahat, ketika mengingat memori dan ketika mendapat perintah untuk memasuki kondisi hipnotis. “Beberapa bagian otak rileks saat relawan terhipnotis, sementara beberapa bagian lain menjadi lebih aktif,” ujar Spiegel.

Dalam keadaan terhipnotis, terjadi penurunan aktivitas di area otak yang disebut dorsal Anterior Cingulate Cortex (ACC). Bagian ini berkaitan dengan kesadaran dan kontrol motorik, selain itu juga memegang peran dalam pengambilan keputusan. Orang yang terhipnotis juga mengalami peningkatan koneksi antara dorsolateral prefrontal cortex dan insula. Prefrontal Cortex merupakan bagian otak yang membantu kita merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas, sementara insula membantu agar pikiran terhubung dengan tubuh.

Spiegel mengungkapkan, dalam hipnotis dia tahu bahwa kita dapat mengubah hal-hal seperti sekresi asam lambung, denyut jantung dan tekanan darah. Otak kita sangat baik dalam mengontrol apa yang terjadi di dalam tubuh dan insula adalah salah satu yang memiliki peranan penting. Perubahan selanjutnya, orang dalam keadaan terhipnotis juga mengalami pengurangan konektivitas antara dorsolateral prefortal cortex dengan default mode network (DMN), bagian yang paling aktif ketika seseorang tengah melamun. Penurunan konektivitas inilah yang membuat terputusnya hubungan antara tindakan dan kesadaran yang sangat mendasari.

Dalam studi tersebut dijelaskan, bahwa orang yang terhipnotis sangatlah fokus, akan tetepi mereka tidak khawatis pada apa saja yang mereka lakukan. Mereka tidak mempertimbangkan instruksi, melainkan hanya mengikuti saja dan memiliki lebih banyak hubungan langsung antara pikiran dan fungsi fisik tubuh mereka. Berdasarkan pengetahuan dari studi ini, dokter mungkin dapat meningkatkan respon hipnotis dengan cara yang lebih baik untuk membantu mengobati kondisi medis. Sejauh ini, hipnotis telah terbukti dapat membantu orang berhenti merokok atau mengatasi rasa sakit dan stres.

“Saya berharap penelitian ini akan membuka mata semua orang bahwa hipnotis benar-benar merupakan fenomena neurobiologisyang layak mendapat perhatian,” pungkas Spiegel.

Itulah artikel mengenai hipnotis, semoga bermanfaat.


Lihat artikel menarik lainnya dalam http://waktuku.com


No comments:

Post a Comment