Kerja Produktif Vs Kerja Sibuk



Kerja Produktif Vs Kerja Sibuk
The image is Pixabay property

Kartun yang dibuat oleh Mas Fikry Fatullah tentang beda antara kerja sibuk dan kerja produktif. Apalagi sebagai freelance, kartun bergambar unik tersebut benar-benar mewakili satu kutub dari kehidupan yang saat ini saya jalani. Terlalu banyak yang ingin dikerjakan, tidak fokus, merasa serba bisa dan sebagainya. Ujung-ujungnya waktu berantakan namun penghasilan tak juga naik signifikan.


Mari kita simak perbedaan antara kerja produktif dan kerja sibuk :

1. Misi Hidup

Setiap orang harus punya misi hidup. Mau apa hidup ini diisi. Apa yang ingin dicapai. Esok hari, minggu depan, bulan depan, tua nanti bahkan mati nanti. Orang (sok) sibuk biasanya ingin juga membuat misi hidup. Namun kenyataannya mereka lebih INGIN TERLIHAT mempunyai misi hidup saja. Namun sebenarnya hatinya hampa karena meragukan misi yang telah mereka tulis itu. Apa iya seperti itu?

Berbeda dengan orang produktif. Misi hidup berada dijiwanya. Jadi apapun kegiatan dan ikhtiar yang ia kerjakan semuanya bernafaskan misi hidupnya. Seringkali dan berulang, saya membuat misi hidup namun ujungnya hanya berhenti sebagai kata-kata manis penyemangat saja namun tidak membumi ke dalam hati dan berwujud dalam tindakan.

2. Prioritas Aktivitas

Kerja sibuk memang benar-benar sibuk! Dan sukses menjadikan semua hal terlihat sama penting dan harus segera dikerjakan. Tak heran jika daftar prioritasnya banyak berderet hingga berbaris-baris atau bahkan berlembar-lembar.

Beda dengan kerja produktif yang mampu memfilter mana yang penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak dan tidak penting-tidak mendesak. Sehingga, prioritas menjadi sedikit dan bisa lebih fokus.

Dan, saya termasuk orang yang sibuk! Ketika sedang merasa banyak pekerjaan, seringkali semuanya terlihat penting, semuanya harus segera dikerjakan! Alhasil, kedodoran. Dari misalkan lima pekerjaan yang masuk, hanya dua saja yang bisa dikerjakan sempurna.

3. Mental Yesman!

Pada mulanya tidak salah berusaha memenuhi keinginan orang. Termasuk saat bekerja. Semua tawaran yang masuk, tanpa pikir panjang, langsung diiyakan saja. Sesaat kemudian masih merasa sanggup mengerjakan semua dengan kekuatan multi tasking dan serba kepepet. Ujung-ujungnya tidak maksimal.

Ini juga menjadi hujaman poin ketiga kepada saya pribadi. Saking "bernafsu" ingin memperbesar penghasilan, ujung-ujungnya segala macam pekerjaan freelance saya ambil. Untuk sementara sih masih bisa saya handel kualitasnya. Namun, tentu saja waktu pekerjaannya memakan waktu istirahat saya.

Orang produktif tidak cepat mengatakan YES! Ia mampu memandang ke depan tentang prospek dari tawaran pekerjaan yang datang kepadanya. Baginya fokus lebih penting daripada mengutamakan Banyak atau kuantitas.

4. Persiapan Matang

Action itu perlu. Bahkan itu kuncinya. Namun, bukan berarti terjun bebas tanpa persiapan. Itu sama saja nekat! Seperti penerjun yang melompat dari pesawat tanpa membawa parasut. Padahal sudah jelas-jelas, tidak akan mungkin akan mendarat di tanah jika tidak menggunakan parasut.

Jangan tergoda untuk langsung action jika tanpa persiapan. Kecuali anda punya nyali besar dan sumber finansial tanpa batas, silahkan saja!

Persiapan tetap perlu agar perjalanan action anda membuahkan hasil dan meminimalisir kegagalan. Jika pun harus gagal, paling tidak ia akan tercatat dan menjadi bahan evaluasi selanjutnya. Buatlah rencana dengan jelas sebelum action.

5. Memberi Harapan Palsu Pada Diri Sendiri

Kerja sibuk itu membuka semua pintu kesempatan yang ada. Dan mengabaikan tujuan yang seharusnya menjadi fokusnya. Akhirnya, memang bisa bertemu dan mengetahui jenis-jenis peluang yang ada dan memungkinkan untuk menambah penghasilan. Namun, tujuan besar yang seharusnya didapatkan diakhir menjadi samar. Atau bahkan tidak akan pernah sampai sesuai keinginan dan dalam waktu yang diharapkan. Tahu banyak, tapi hanya tahu sebatas kulit saja. Tidak mendalam.

Berbeda dengan kerja produktif yang mengesampingkan semua godaan peluang yang akan menjauhkan dirinya dari tujuan semula. Ia tutup semua pintu-pintu yang berkedok kesempatan itu. Karena yakin dengan tujuan hidupnya dan menghabiskan waktu sepenuhnya untuk focus. Kerja seperti ini biasanya akan menjadi sangat sukses di bidangnya.

Saya? (Atau juga sebagian dari anda) sering berada dalam posisi ingin memanfaatkan aneka kesempatan yang terlihat oleh mata. Tak peduli hasilnya kecil dan tentu saja menghabiskan waktu, masih saja kita tergoda untuk mendekatinya. Jadi merasa memberi harapan palsu kepada diri sendiri. Merasa bisa memberikan yang baik namun ternyata tidak.

6. Sibuk padahal tidak punya waktu

Kerja sibuk merasa tidak punya waktu lagi. Dan memang kenyataannya seperti itu. Waktunya habis untuk mengerjakan banyak hal, yang ternyata tidak memberikan banyak kebaikan untuk dirinya. Waktunya memang habis namun tanpa pencapaian yang berarti.

Berbeda dengan kerja produktif yang berhasil membuat prioritas dan menjadikannya focus dalam beraktivitas. Orang seperti ini tetap bisa berkontribusi dibidang lain, karena pekerjaannya sudah terpola dan sudah teratur berbentuk daftar To do List. Kerja produktif mampu memanajemen waktu dengan baik. Kapan harus bekerja, kapan harus bersantai, kapan pula harus bersosialisasi. Dengan kata lain bisa mengendalikan pekerjaan. Bukan tumpukan pekerjaan yang mengendalikanya. Dengan pola seperti ini, orang produktif mudah pula menjadi orang yang berprestasi.

7. Tidak Punya Waktu

Jika teman anda bilang tidak punya waktu. Berarti ia sedang tidak ada uang. Karena, kata orang bule : Time is Money. No Time artinya No Money. Orang sibuk akan menjadikan waktu sebagai apologi untuk menghindar dari pekerjaan lain yang tidak ia sukai. Sedangkan orang produktif bekerja terpola dengan daftar sktivitas yang telah baku oleh dirinya sendiri.

8. Multitask vs Focus

Freelance dan mengambil semua pekerjaan. Terjemahan, ketikan online, konten blog, desain grafis, kartun, dan sebagainya. Deadline mepet, client butuh cepat, saya lagi butuh dana buat mudik. Hasilnya dua job dikerjakan dalam waktu 3 hari. Begadang sampai sahur pun kepaksa dilakukan. Ini namanya 'sok' multitasking. Padahal, di saat yang sama, saya juga harus mengerjakan order dari client tetap. Kebayangkan? Gimana gak enaknya jadi orang sok sibuk yang ngaku-ngaku bisa multitasking?

9. Rajin Balas Email?

Yang satu ini saya kurang mengerti apa maksudnya. Apa jika orang sibuk itu masih bisa melakukan pekerjaan membaca dan membalas email dengan segera. Dan orang produktif itu tidak punya waktu untuk membalasnya? Bagi pemilik usaha, segera membalas email klien dan membaca invoice buyer kan harus dilakukan segera.

Mungkin lebih elok jika diganti dengan notifikasi Facebook atau Twitter aja. Karena kedua sosmed ini telah identik dengan kondisi mereka yang 'tidak punya' pekerjaan. Karena orang luar terheran-heran dengan kita. Kok bisa Jakarta (mewakili Indonesia) menjadi kota paling cerewet ditandai dengan jutaan twit yang dihasilkan kota tersebut. Apa mereka nggak ada kerjaan ya?

10. Karakter itu Menular

Bisa jadi, maksudnya adalah penyakit sok sibuk bisa menular ke orang lain. Maksudnya ingin mendelegasikan tugas, namun malah menyibukkan orang lain karena perintahnya tidak jelas dan alur kerja yang diberikan pun tidak jelas. Beda dengan orang produktif. Tahunya pekerjaan beres, waktunya ringkas. Jika perlu bayar, maka bayar. Menyuruh jangan sekedar menyuruh. Jelaskan jenis pekerjaan, berikan solusi lalu berikan bonus. Biar semangat!

11. Orang Sibuk Cenderung Hanya Bicara

Orang sok sibuk itu cenderung hanya bicara saja. Aku akan berubah. Aku akan berubah, begini cara yang akan aku tempuh. Aku akan merubah nasibku jika. Kebanyakan orang sok sibuk seperti itu. Terlalu banyak keinginan namun hanya bicara. Beda dengan orang produktif. Begitu menemukan momen untuk berubah, ia langsung berubah dengan aksi nyata. Tak perlu deklarasi ke sana kemari, sampai menulis panjang di wall Facebook.

Demikian perbedaan produktif dan sibuk. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.


Penulis: Pakdezaki
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://www.pakdezaki.web.id/


No comments:

Post a Comment